Merekrut pembalap sekaliber Valentino Rossi pada 2011-2012 nyatanya tidak mampu mengatasi masalah utama Ducati yaitu motor mereka sendiri.
Kegagalan The Doctor memperkuat anggapan kesuksesan juara dunia pada 2007 sebenarnya lebih karena talenta besar Casey Stoner seorang.
"Motornya tidak mau belok, terlalu bertenaga, terus-terusan wheelie, susah dikendalikan, bahkan di lintasan lurus," kenang mantan kru Rossi, Matteo Flamigni, kepada MotoGP.com.
Perubahan akhirnya terjadi saat Ducati mampu meyakinkan manusia jenius bernama Gigi Dall'Igna untuk memimpin proyek tim balap mereka di MotoGP pada 2013.
Dall'Igna sebelumnya musuh utama Ducati karena membawa Aprilia mengalahkan mereka di Kejuaraan Dunia Superbike.
Namun, kesamaan visi untuk menjadi juara dunia MotoGP membuat dua pihak yang tadinya saling bersaing itu mau untuk menyatukan kekuatan.
Saat itu, daftar kesuksesan Dall'Igna cuma kurang di kelas para raja. Di kelas 125cc dan 250cc, dia sudah terlibat dalam deretan gelar Aprilia beserta pabrikan-pabrikan satelitnya.
Hanya dalam waktu dua tahun, Dall'Igna akhirnya berhasil meyakinkan semua orang di Ducati bahwa menjadi juara adalah sebuah mimpi yang bisa diraih.
Dalam wawancara dengan Sky Sport Italia, Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti, menyebut bahwa momen yang membangkitkan asa itu terjadi pada 2015.
"Pada 2015 dengan motor yang baru," ujar Ciabatti merujuk balapan pertama musim itu di Sirkuit Lusail, Qatar.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar