Marini percaya diri dengan kemampuannya untuk mengembangkan motor. Dia mengandalkan sensitivitas serta kemampuan komunikasinya.
Dampak positif yang bisa dibawa Marini dalam pengembangan juga dilihat oleh calon tandemnya di Repsol Honda yaitu Joan Mir.
"Luca membawa sejumlah pengalaman tetapi saya juga berpikir dia adalah pembalap yang halus," tutur Mir sebagaimana diberitakan The-Race.
"Biasanya pembalap yang sangat halus juga sangat sensitif. Dia bukan seseorang yang mengerem seperti binatang dan tidak peduli dengan motornya. Dia mungkin memahami beberapa hal."
Di sisi lain, ada alasan personal yang mendorong Marini untuk keluar dari zona nyaman dan ini soal pembuktian.
Keluar dari VR46 memberi jalan bagi Marini untuk melepaskan label "Adik Valentino Rossi" yang telah menjadi belenggu.
Marini dan Rossi, yang seorang ikon MotoGP dengan sembilan gelar juara dunia, merupakan saudara satu ibu tetapi berbeda ayah.
Fakta bahwa ada peran besar tim VR46 dalam keberhasilan Marini menembus MotoGP makin tidak membantunya untuk terbebas dari bayang-bayang The Doctor.
Marini memperkuat VR46 sejak 2018 di kelas Moto2 sampai di MotoGP sejak 2021. Semua podium dan kemenangan grand prix dicetak Maro, sapaan akrab, bersama tim asal Tavullia itu.
Kesadaran Luca barangkali makin terlihat ketika, diakui oleh rekan setimnya sendiri yaitu Marco Bezzecchi, dia sedikit menjaga jarak dan berlatih secara mandiri.
"Luca akan menapaki jalannya sendiri. Dia ambisius, dan selalu menegaskan tujuannya adalah memiliki motor pabrikan di tim pabrikan," ujar sumber anonim dari VR46, dinukil dari Motorsport.
"Dan dia tahu sekarang, saat ini, di Ducati, itu berada di luar jangkauannya. Dia juga sangat tertarik untuk membuktikan bahwa dia pantas mendapat semua yang dia punya."
"Dia tidak ingin orang-orang berpikir bahwa dia mendapatkannya karena dia adalah adik dari seseorang."
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar