Selain masalah star syndrome, para pemain yang tak memiliki pendidikan dasar beresiko memiliki mental yang buruk kala menempuh karier sebagai pesepak bola.
"Itu jadi kita kalau mau bicara itu kadang kala anak-anak kita mentalnya buruk terkadang itu ada judi, suapnya itu mudah, karena pendidikan dasarnya ini nggak kuat," ujar Yoyok.
"Ini peran pemerintah, menurut saya, pemerintah, dan juga federasi, ada di situ," lanjutnya.
Selaku CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi mewajibkan seluruh pemainnya untuk menempuh pendidikan hingga tingkat perkuliahan.
Jika ada yang tidak mau memenuhi kewajiban tersebut, Yoyok Sukawi dengan tegas bakal mendepak sang pemain.
"Kalau di PSIS, pemain wajib sekolah, wajib kuliah," ujar Yoyok Sukawi.
"Juga setelah SMA wajib dia kuliah. Kalau di PSIS ini kita kerjasama dengan banyak kampus, ada UDINUS, USM, Undip, semua tahulah teman-teman tahu katanya kalau di Semarang itu gambarnya Arhan kan diklaim Udinus, karena kerja sama."
"Dan ketika wajib begitu masuk usia kuliah kamu wajib kuliah, sudah gratis kok, kuliahnya juga sudah dipermudah."
"Kalau ada yang bilang, saya mau kejar nikah dulu, ya udah, keluar," lanjutnya.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar