BOLASPORT.COM - Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung akan sibuk menyiapkan banyak hal jelang pertemuannya melawan Chen Yu Fei pada final Kumamoto Masters 2023.
Gregoria menjadi satu-satunya harapan Indonesia untuk merengkuh gelar pada turnamen BWF World Tour Super 500 tersebut.
Menjadi tulang punggung skuad Merah Putih di laga puncak jelas bukan hal mudah bagi Gregoria.
Apalagi, calon lawan yang akan dihadapi pemain 24 tahun tersebut bukan sembarang lawan.
Ia akan berjumpa dengan peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Chen Yu Fei.
Perjumpaaan Gregoria melawan tunggal putri nomor satu China itu selalu tak pernah mudah.
Catatan head-to-head Gregoria cukup jomplang.
Gregoria menelan tujuh kekalahan dari total sembilan kali pertemuan melawan Chen.
Baca Juga: Hasil Kumamoto Masters 2023 - Gregoria Tembus Final usai Menangi Laga yang Diwarnai Respek Lawan
Tiga pertemuan terakhir selalu berakhir kekalahan untuk Gregoria, yang semuanya terjadi di tahun ini.
Adapun kemenangan terakhir Gregoria atas Chen terjadi tahun lalu, di BWF World Tour Finals 2022.
Pemain besutan PB Mutiara Cardinal Bandung tersebut mengakui bahwa laga finalnya esok tak akan mudah.
Bertemu lawan yang sudah menjadi musuh bebuyutan, dengan rekor pertemuan buruk di sebuah laga puncak, jelas akan menghadirkan pressure tersendiri.
"Besok di final lawan Chen Yu Fei, pastinya banyak yang harus dipersiapkan. Dia adalah salah satu pemain top saat ini. Dia begitu konsisten penampilannya tahun ini, dan pastinya bukan lawan mudah untuk saya," kata Gregoria dalam siaran pers PBSI yang diterima BolaSport.com.
"Tetapi saya mau fokus ke diri saya sendiri untuk melakukan yang terbaik. Saya mau mencoba semaksimal mungkin dengan tidak membebani diri saya sendiri. Yang penting main maksimal saja," tegasnya.
Kesibukan Gregoria mencari celah Chen dibarengi ujian untuk tetap mempertahankan kebugarannya.
Pasalnya, lutut kiri Gregoria masih berbalut perban cukup banyak.
Selain itu, insiden telapak kaki yang sobek di pertengahan laga semifinal hari ini, Sabtu (18/11/2023) melawan Zhang beiwen (Amerika Serikat) juga menjadi hal yang mesti diwaspadainya jika terulang di laga puncak saat bertemu Chen.
"Dari sisi permainan, di gim pertama saya diuntungkan dengan permainan lawan yang bisa dibilang tidak sebagus seperti penampilan kemarin," kata Gregoria soal laga semifinal hari ini.
"Dalam pikiran saya hari ini pasti akan menang lewat perjuangan yang susah. Pokoknya saya bersyukur dengan penampilan hari ini."
"Di gim kedua kondisinya hampir sama dengan gim pertama. Lawan dalam posisi tertekan dan tidak bisa keluar dari situ. Dan ini sangat menguntungkan bagi saya."
"Saat medical break, kapalan di telapak kaki kiri sobek. Cuma perlu digunting dan tidak mengganggu penampilan. Saya masih bisa meneruskan pertandingan," jelasnya.
Terlepas dari itu, Gregoria tak lupa mengucap rasa syukur atas keberhasilan mencapai final tanpa ada masalah apapun. Ini membuatnya memiliki motivasi berlipat yang bisa digunakan untuk menyongsong laga berat di esok hari.
"Puji Tuhan dan bersyukur, saya merasa senang bisa melangkah sampai ke final.
Sejujurnya tahun ini saya juga ada target untuk bisa ada final lagi. Dan Puji Tuhan kali ini saya bisa maju ke final dan dikasih di sini," kata Gregoria.
"Ada kebanggaan tersendiri bagi saya sendiri bisa berprestasi di Jepang. Sebelumnya saya lolos ke semifinal Jepang Open, Juli lalu. Saya senang bisa berprestasi baik di Jepang yang menjadi salah satu negara favorit saya," tandasnya.
Final Kumamoto Masters 2023 akan digelar pada Minggu (19/11/2023) mulai pukul 09.00 WIB.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | PBSI |
Komentar