"Tetapi secara keseluruhan, saya puas dengan penampilan saya hari ini," tandas pemain besutan PB Mutiara Cardinal Bandung tersebut.
Pernyataan Gregoria diamini sang pelatih, Herli Djaenuddin.
Asisten pelatih tunggal putri PBSI yang turut mendampingi selama bergulirnya Kumamoto Masters 2023 menyatakan bahwa Gregoria punya kemauan besar untuk juara.
Sebagai informasi, Gregoria menjadi tunggal putri Indonesia pertama yang menjuarai turnamen level Superseries atau setara di World Tour sejak 2007.
"Faktor utama yang mengantarkan Gregoria menjadi juara Kumamoto Masters 2023 itu karena dia memiliki keinginan yang sangat kuat dan tekad untuk menangnya luar biasa besar," tutur Herli.
"Dengan kondisi kapalan di telapak kaki kiri sudah sobek dari awal dan gim kedua gantia telapak kaki kanannya yang juga sobek."
"Tapi berkat keinginannya yang kuat, dia bisa menjadi juara," tandasnya.
Selain dari segi kecepatan, permainan Gregoria di final kemarin juga banyak menyuguhkan variasi yang mana arah bolanya sering sulit ditebak Chen.
"Lawan Chen Yu Fei itu, Gregoria tidak boleh bermain kuat dan mengandalkan power. Tapi harus menggunakan variasi pukulannya yang memang sulit ditebak lawan, ternyata itu berhasil," ujar tukasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | badspi.jp |
Komentar