"Ini sulit dipahami dan sekarang kami harus menganalisanya dengan hati-hati serta mengajukan beberapa pertanyaan kepada pemasok ban (Michelin)," tegasnya.
Martin tak menyangkal bahwa sepanjang balapan utama, ia frustrasi setelah menyadari posisinya terus melorot dengan mudah disalip pembalap lain.
Saking pasrahnya, Martin sampai tertawa saat melihat pembalap lain mendahuluinya karena yakin bahwa kemenangan bisa diraih andai kondisinya normal.
"Balapannya adalah rollercoaster emosional yang berlangsung selama 40 menit. Saya tentu saja frustrasi karena saya sudah yakin bahwa saya pantas mendapatkan gelar juara dunia ini."
"Namun hari ini kami kehilangan banyak peluang," tukasnya.
Heran sekaligus cemas menyelimuti Martin di pengujung musim MotoGP 2023 dengan keanehan pada ban Michelin.
Martin menggunakan ban belakang dengan kompon keras seperti halnya 20 pembalap lainnya yang tampil pada MotoGP Qatar 2023.
"Saya pikir mereka (Michelin) sendiri tidak tahu apa yang terjadi," kata Martin dengan nada marah.
"Mereka ingin kompetitif dan tidak punya niat memengaruhi atau menentukan kejuaraannya dengan cara seperti itu."
"Saya tidak ingin membayangkan hal lain. Biasanya mereka membiarkan kami semua berlomba dalam kondisi yang sama."
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar