BOLASPORT.COM - Emosi negatif pembalap Prima Pramac, Jorge Martin, karena hasil di luar dugaan jelang seri pamungkas MotoGP Valencia 2023. Dia diselimuti rasa curiga dan cemas.
Pencapaian naik turun bak roller coaster dialami Martin pada MotoGP Qatar 2023 yang baru saja selesai.
Akhir pekan lalu di Sirkuit Lusail, Qatar, pembalap asal Spanyol itu banyak mengalami kesulitan sejak latihan hingga balapan.
Secercah harapan sempat hadir ketika Martin mampu keluar dari kesulitan untuk tampil perkasa saat sprint pada Sabtu (18/11/2023) kemarin.
Kemenangan dipetik Martin untuk memangkas jarak poin menjadi tujuh angka dari sang juara bertahan sekaligus pemuncak klasemen, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo).
Hasil maksimal saat sprint membawa Martin mendorong persaingan untuk gelar juara dunia MotoGP 2023 hingga seri terakhir di Valencia.
Sayangnya, Martin justru ambyar gegara hasil buruk yang menimpanya saat sesi yang paling menentukan yaitu balapan utama pada Minggu (19/11/2023).
Start dari posisi kelima, Martin langsung melorot gegara ban belakang motornya mengalami spin saat start hingga hampir kehilangan keseimbangan.
Tak mampu tampil kompetitif hingga akhir, Martin menyelesaikan MotoGP Qatar dengan hasil posisi ke-10 saat balapan dan jarak 21 poin dari Bagnaia.
Perubahan situasi dalam semalam bukan kali ini saja dialami Martin.
Namun, kemarahan dan kekecewaan tidak bisa disembunyikan Martinator karena kegagalannya ini disebabkan faktor luar.
Kritik keras diberikan Martin kepada Michelin selaku pemasok tunggal ban MotoGP karena ban belakang motornya tidak bekerja.
Setelah finis Martin sempat terlihat menengok ke ban belakang sebelum menggeleng-gelengkan kepalanya.
Masalah konsistensi mutu ban bukan kali ini saja terjadi. Bahkan sehari sebelumnya Bagnaia mengeluhkan hal yang sama setelah cuma finis kelima di sprint.
Bagi Martin, kesalahan ini tidak bisa diterima karena terjadi di momen yang bisa menentukan sosok juara dunia.
"Semuanya baik-baik saja dengan motor. Tapi jika bannya tidak berfungsi, motor terbaik pun tidak ada gunanya," kata Martin dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
"Feeling saya sama dengan hari Jumat yang licin saat aspalnya masih kotor, tapi hari ini (Minggu) lintasannya bersih."
"Sulit untuk menerima hasil ini karena kemarin saya mampu melaju dengan kecepatan 1:53, dan pada Minggu saya malah lebih lambat 1,2 detik dari kecepatan pemimpin lomba."
"Padahal saya pikir saya biasanya lebih cepat dari itu."
"Ini sulit dipahami dan sekarang kami harus menganalisanya dengan hati-hati serta mengajukan beberapa pertanyaan kepada pemasok ban (Michelin)," tegasnya.
Martin tak menyangkal bahwa sepanjang balapan utama, ia frustrasi setelah menyadari posisinya terus melorot dengan mudah disalip pembalap lain.
Saking pasrahnya, Martin sampai tertawa saat melihat pembalap lain mendahuluinya karena yakin bahwa kemenangan bisa diraih andai kondisinya normal.
"Balapannya adalah rollercoaster emosional yang berlangsung selama 40 menit. Saya tentu saja frustrasi karena saya sudah yakin bahwa saya pantas mendapatkan gelar juara dunia ini."
"Namun hari ini kami kehilangan banyak peluang," tukasnya.
Heran sekaligus cemas menyelimuti Martin di pengujung musim MotoGP 2023 dengan keanehan pada ban Michelin.
Martin menggunakan ban belakang dengan kompon keras seperti halnya 20 pembalap lainnya yang tampil pada MotoGP Qatar 2023.
"Saya pikir mereka (Michelin) sendiri tidak tahu apa yang terjadi," kata Martin dengan nada marah.
"Mereka ingin kompetitif dan tidak punya niat memengaruhi atau menentukan kejuaraannya dengan cara seperti itu."
"Saya tidak ingin membayangkan hal lain. Biasanya mereka membiarkan kami semua berlomba dalam kondisi yang sama."
"Tapi saya tidak mungkin kehilangan kecepatan 1,5 detik dalam 24 jam. Saya belum lupa cara mengendarai motornya."
"Mereka perlu memperbaiki dan menganalisis mengapa hal ini terjadi. Mereka harus memastikan hal itu tidak terjadi lagi," tegasnya.
Sementara itu, seperti dikutip dari Crash.net, Two-wheel Motorsport Manager Michelin, Piero Taramasso, angkat bicara dengan masalah yang dialami Martin.
Taramasso menjelaskan Michelin masih menganalisis data tetapi memastikan bannya datang secara langsung setelah diproduksi dan tidak pernah dipakai ataupun dihangatkan.
Pada akhirnya, Martin hanya bisa berusaha setelah selisih poinnya bertambah jauh menjadi 21 angka dari Bagnaia di puncak klasemen.
Menyapu bersih kemenangan saat sprint dan balapan tidak cukup bagi Martin untuk mewujudkan ambisi jadi juara dunia pada seri terakhir MotoGP Valencia.
Bagnaia sendiri cuma perlu finis lima besar saat balapan dan sprint untuk mempertahankan gelar juara musim ini.
MotoGP Valencia akan berlangsung pada 24-26 November 2023 di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar