"Kisah Marc memang janggal, ia juara dunia delapan kali, namun dalam jangka pendek ia tidak membuahkan hasil karena kelelahan Honda."
"Ini lebih merupakan operasi pemasaran. Meski saya yakin dia akan melakukannya dengan sangat baik," ucapnya.
Pilihan untuk beralih ke Repsol Honda sangat nyata pada saat itu; meskipun akhirnya hancur.
"Itu sungguh tidak nyata. Maklum saja, Honda berada dalam masa sulit, dan keputusan untuk mendatangkan pembalap muda mungkin membuat mereka takut," tutur Di Giannantonio.
"Saya akan senang, saya yakin ini akan membantu dan akan menjadi tantangan besar."
Namun, dia berterima kasih kepada Alberto Puig atas ketertarikannya.
"Bagi saya itu tampak transparan dan tulus."
Kembali lagi ke balapan Qatar, hal serupa terjadi pada tahun 2006 antara Valentino Rossi dan Toni Elias.
"Toni juga tanpa kontrak. Dia menandatangani kontrak keesokan harinya," kata Di Giannantonio mengenang.
Meski begitu, ia mengaku usai balapan ia sudah meminta maaf kepada Bagnaia.
"Tetapi itu adalah kesempatan saya dan saya harus berusaha sekuat tenaga," tuturnya.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar