Saat memastikan dua gelar juara pada 2018 di Moto3 dan 2022 di MotoGP, Bagnaia memang melakukannya tanpa mencetak kemenangan.
Di Valencia musim lalu terlepasnya salah satu komponen aerodinamika akibat senggolan dengan Fabio Quartararo membuat Bagnaia terseok-seok hingga hanya finis kesembilan.
Masih juara, karena dia cuma perlu finis ke-14.
"Dengan situasi hari ini, saya tidak perlu menang tetapi saya bermimpi untuk melakukannya. Saya sangat bahagia tetapi juga ketakutan," sahut Bagnaia.
Ketakutan Bagnaia muncul di pengujung lomba saat cuaca menjadi bertambah dingin.
Cuaca yang dingin menjadi alarm bagi Bagnaia karena dia memakai ban depan dengan kompon paling keras, paling awet tetapi juga paling gampang selip jika temperaturnya turun.
Tujuh pembalap sudah terjatuh saat itu.
Di sisi lain, Bagnaia menghadapi tekanan besar dari Johann Zarco (Prima Pramac) dan Fabio Di Giannantonio (Gresini) yang sama-sama berambisi untuk menang.
"Dengan sisa lima lap saya merasa sangat takut karena udaranya menjadi dingin dan ban depan saya berkompon keras. Ini tidak mudah karena saya berada dalam tekanan," imbuhnya.
Kebahagiaan Bagnaia juga datang karena dia baru saja melewati salah satu musim tersulitnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar