"Saat itulah saya bertanya kepada Agus."
"Ini tahun baru, tim baru. Setiap aspek yang saya sentuh akan sangat berbeda," ucap Sindhu.
"Paris adalah pertandingan pamungkas bagi kami. Saya pikir kami harus tampil 100 persen dalam setiap aspek, secara fisik, keterampilan, dan strategi," ujar Sindhu.
"Adalah hal yang baik untuk melakukan beberapa perubahan," ucap Sindhu memutuskan bahwa dia harus merombak timnya dan maju bersama Agus, yang telah dia kenal selama bertahun-tahun.
"Dia sangat bagus bagi saya karena setiap pelatih memiliki pola pikir yang berbeda."
"Ini sangat sulit. Anda lelah, tetapi mereka (membantu Anda) mendapatkan kembali kekuatan itu dan memastikan otot Anda cukup kuat untuk kembali bermain di lapangan keesokan harinya," tutur Sindhu.
Sindhu yang sebelumnya telah meningkatkan kesadaran tentang stigma seputar memprioritaskan kesehatan mental dalam olahraga, mengatakan bahwa dia juga memiliki pelatih mental.
"Beberapa di antaranya adalah meditasi, tetapi pada saat yang sama penting bagi Anda untuk mengetahui apa yang ada di kepala Anda saat bermain."
"Ada banyak tekanan atau tanggung jawab, banyak ekspektasi," katanya.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Thestar.com.my |
Komentar