Salah satu atlet yang menjadi peserta ialah Gavriel Aldrich Alharon Labatar dari kelompok usia U-11.
Ia merasa antusias mengikuti rangkaian outbound bersama rekan satu klubnya. Selain menjadi ajang refreshing di tengah rutinitas latihan dan pertandingan, ajang ini juga menjadi pengembangan diri untuknya, baik dari segi mental maupun fisik.
“Saya baru pertama kali mengikuti outbound seperti ini. Ternyata sangat seru dan mengasyikan, serta games-gamesnya menarik juga menantang. Beberapa permainan yang kami ikuti juga membuat kekompakan tim lebih tinggi dan menambah daya juang,” ucap atlet yang akrab disapa Gava tersebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh atlet putri U-15 PB Djarum, Hani Miftasari.
Meski harus menguras fisik dengan berbagai tantangan dari setiap games yang dijalani dan tidur di barak, Runner-up Sirnas A DKI Jakarta 2023 ini banyak mengambil pembelajaran.
"Sangat menantang ya mengikuti outbound PB Djarum ini. Selain banyak permainan menantang mulai dari melewati jembatan tali, badan penuh lumpur dan hujan-hujanan, kami juga tidur di barak yang cukup dingin. Meski begitu menurut saya seru dan penuh kenangan," ucap Hani.
Berfokus pada pengembangan psikologi atlet, dalam kegiatan ini Djarum Foundation dan PB Djarum bekerja sama dengan Pusat Inovasi Psikologi Universitas Padjadjaran yang akan mengamati kondisi psikologis para atlet selama outbound berlangsung.
Pemantauan intensif akan dilakukan dengan melibatkan 19 psikolog dengan masing-masing dua psikolog di setiap kelompok sebagai observer.
Rt. Annissa Apsyari selaku Psikolog di Bidang Layanan Asesmen & Intervensi dari Pusat Inovasi Psikologi Universitas Padjadjaran berucap, observer bertindak untuk mengamati kondisi psikologis para atlet, diantaranya kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, stabilitas emosi, resiliensi, daya tahan terhadap tekanan, dan kerja sama.
“Melalui serangkaian simulasi/games tersebut, akan diamati bagaimana para atlet menghadapi tantangan dan mencoba beradaptasi serta bangkit dari kondisi yang tidak sesuai dengan harapan," kata Annissa.
"Setelah melakukan simulasi/games, sesi diskusi akan dilakukan antara psikolog dan para atlet untuk memperdalam aspek psikologis, sehingga dapat menjadi masukan untuk perkembangan para atlet dalam bertanding dan berprestasi di bidangnya.” tukasnya.
"Resiliensi dan daya tahan terhadap stres menjadi faktor yang penting sebagai penggerak bagi para atlet agar mereka memiliki daya juang yang tinggi untuk berlatih dan menjadi juara."
"Sehingga kami berharap, melalui rangkaian kegiatan ini, para atlet muda bisa memetik pembelajaran penting yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari ketika meniti tangga menjadi atlet profesional," tuturnya.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | PB Djarum, MEGAPRO |
Komentar