BOLASPORT.COM - Pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, berusaha untuk tidak menaruh perhatian terlalu berat terhadap kehadiran Marc Marquez di skuad Borgo Panigale pada MotoGP 2024. Namun, tanda-tanda kewaspaadan tetap terlihat.
Sulit untuk ditepis bahwa Marc Marquez akan menjadi salah satu penantang gelar juara pada MotoGP 2024.
Latar belakang sebagai mantan Bayi Alien dengan delapan gelar juara dunia dan adaptasi cepat dengan motor Ducati Desmosedici, membuat Marquez segera diperhitungkan.
Berbicara soal lawan, Bagnaia jelas menjadi rival utama Marquez.
Murid Valentino Rossi tersebut sedang menjadi penguasa MotoGP dengan menjadi juara dunia dalam dua musim terakhir.
Kredit bagi Bagnaia, hanya dia, Marquez, dan Rossi yang mampu mempertahankan gelar juara sejak era MotoGP dimulai pada 2002.
Status sebagai pembalap nomor satu saat ini membuat Bagnaia pantas untuk menunjukkan gengsi tersendiri ketika berbicara soal Marquez.
Setiap kali ditanya soal kans Si Semut dari Cervera, Si Awan Merah, julukan Bagnaia, mengambil sikap mengakui talenta Marquez tetapi tidak terlalu khawatir dengannya.
"Ada banyak pembalap yang kompetitif," ucap Bagnaia dalam wawancara terkini dengan media olahraga Spanyol, Marca.
"Motor GP23 yang akan dipakainya adalah sebuah motor pemenang, tentunya lebih baik daripada yang dikendarainya pada 2023. Kita lihat nanti."
Salah satu alasan kenapa Marquez begitu dijagokan adalah fakta bahwa dirinya akan mengendarai motor yang lebih kompetitif.
Sebab, Marquez masih bisa konsisten bersaing dan bahkan merebut podium dengan motor Honda yang menjadi kelewat 'butut' dalam beberapa musim terakhir.
Memang, motor yang akan dikendarai Marquez tidak sama persis dengan motor Bagnaia saat mengunci gelar juara pada MotoGP 2023.
Motor Desmosedici GP23 milik Marquez dan pembalap tim satelit lain akan kehilangan salah satu pembaruan terakhir pada musim lalu.
Disinyalir bahwa pembaruan yang dimaksud adalah launch device alias peranti start yang baru.
Dengannya, Bagnaia dan hampir semua pembalap motor pabrikan Ducati mampu memenangi persaingan sejak beberapa meter pertama.
Hampir semua, karena motor Marquez ada padanannya, yaitu Desmosedici GP23 kepunyaan Johann Zarco, pembalap tim satelit Pramac yang pindah ke LCR Honda.
Meski demikian, potensi itu masih ada. Zarco berhasil mencetak kemenangan dalam balapan MotoGP Australia.
Sebelum ini, Juara Dunia Moto2 dua kali tersebut tak pernah sekali pun menang di kelas para raja dalam tujuh musim penampilannya.
Alhasil, walau terlihat tidak terlalu menaruh perhatian, ada sedikit tanda-tanda kewaspadaan dari Bagnaia terhadap Marquez.
Saat ditanya faktor apa yang bisa menjadi pembeda pada tahun ini, Bagnaia menunjuk Marquez dan tunggangan barunya.
"Saya melihat tahun ini sebagai tahun yang normal. Keseimbangannya akan tetap sama," ujar Bagnaia, yang musim lalu sering dibuntuti Marquez untuk tow.
"Perbedaannya adalah Marc akan memiliki motor yang kompetitif. Dia akan mengambil posisinya yang dulu. Dia akan kompetitif sejak awal, itu normal."
Bagnaia sendiri tetap punya peluang karena pengalamannya dalam mengalahkan Marquez dalam kondisi yang lebih kompetitif.
Pembalap yang akrab disapa Pecco itu bertahan dari tekanan Marquez dengan enam percobaan overtake dalam tiga lap terakhir saat balapan MotoGP Aragon musim 2021.
MotoGP 2021 menjadi musim terbaik Marquez sejak gelar juara terakhirnya. Selain itu Aragon merupakan sirkuit favoritnya karena punya lintasan berlawanan arah jarum jam.
Menariknya, itu merupakan kemenangan pertama Bagnaia di MotoGP. Sejak saat itu, Bagnaia menjadi pembalap paling dominan.
Meski begitu, tetap ada salah cacat dalam diri Bagnaia.
Salah satu alasan dirinya selalu dipaksa berjuang hingga seri terakhir adalah kebiasaannya untuk terjatuh dalam balapan.
"Tahun lalu tidak mudah karena semua hal yang terjadi. Saya terjatuh lima kali saat balapan dan akan lebih baik untuk menguranginya," tutur Bagnaia.
"Saya harus bilang bahwa dua insiden terjadi bukan karena kesalahan saya, itu adalah sesuatu hal yang bisa terjadi."
"Tahun ini, karena kami akan memiliki 22 balapan dan 22 sprint, kami harus bisa tampil dengan konsisten."
"Saya ingin meningkatkan daya ledak saya, saya sedikit kehilangan hal itu di Barcelona."
"Itu sesuatu yang harus ditingkatkan, tetapi tidak lebih. Ya, soal kecelakaan, akan lebih baik untuk tidak mengalaminya saat balapan, yang mana itu adalah masalah saya."
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Marca.com |
Komentar