"Pertandingan tadi tidak seperti yang kami harapkan. Lawan bermain baik dengan tidak memberi ruang ke kami untuk keluar dari tekanan," ujar Bagas dalam siaran pers dari PBSI.
Fikri menambahkan bahwa sepanjang pertandingan dirinya dan Bagas sudah mencoba berbagai cara. Strategi-strategi dari hasil komunikasi dengan partner dan pelatih pun sudah dicoba.
"Tetapi yang dilakukan di lapangan memang sulit. Apalagi lawan juga bermain sangat bagus. Mereka terus menyerang dan tidak memberi celah untuk bisa diserang balik," katanya.
Kekalahan sayangnya juga dialami oleh ganda putri, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi, kendati telah melakukan kebangkitan hebat.
Biasanya rentan kalah ketika sudah unggul jauh, Ana/Tiwi melakukan sebaliknya. Pada gim kedua mereka mampu memaksakan adu setting meski sudah tertinggal enam angka di 14-20.
Sayangnya, semangat juang yang ditunjukkan Ana/Tiwi belum membuahkan hasil. Kurang tenang menjadi sorotan mereka dan bukan hanya saat momen krusial di pengujung laga.
"Pada gim pertama, permainan kami terburu-buru," ucap Tiwi.
"Kalau lebih tenang dan tidak bermain terburu-buru seperti pada pertandingan di gim kedua, sebenarnya kami pun bisa mengendalikan pola permainan yang dikembangkan lawan."
"Cuma karena kami main terburu-buru dan tidak tenang, kondisi ini malah jadi bumerang. Permainan kami malah jadi keteteran sendiri.
"Akhirnya banyak mati sendiri atau banyak dimatikan lawan juga."
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | PBSI |
Komentar