Saat itu, Quartararo langsung berbicara pada Bartolini dan eks tangan kanan Gigi Dall'Igna itu langsung berusaha mencarikan solusi.
"Dengan kopling baru, kita bekerja dengan cara berbeda. Performa motornya bisa berubah dari siang ke malam," kata Quartararo dikutup BolaSport.com dari GPOne.
"Misalnya saat tes shakedown, saya punya masalah dengan inovasi itu. Saya mengutarakannya kepada Max Bartolini, dan dia memberi tahu saya bahwa dia akan menemukan solusinya."
"Dan dia melakukannya," jelas Quartararo.
Meski kelihatannya sederhana, hal tersebut sangat dipandang berbeda oleh Quartararo.
Pasalnya, Yamaha sebelumnya cukup konservatif.
Sebagaimana karakter pabrikan Jepang lainnya di MotoGP, pabrikan asal Iwata ini membuat perubahan secara bertahap.
Mereka sering tidak berani melakukan perubahan besar-besaran dan cenderung memaksimalkan tatanan yang sudah ada.
Ini berbeda dengan pabrikan Eropa yang lebih berani melakukan perubahan radikal dan bahkan menyentuh zona abu-abu untuk meningkatkan performa motor.
Dalam aspek aerodinamika dan ride height device alias pengatur ketinggian motor misalnya, Honda dan Yamaha lebih terlihat mengekor Ducati dkk.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar