Pada Januari 2020, peraih medali perak Olimpiade Rio 2016, Goh V Shem, juga mengungkapkan kekesalannya karena menghadapi Chia/Soh pada babak pertama.
Mantan rival Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sukamuljo itu juga mengklaim bahwa sepanjang tahun 2019 dia menghadapi Ong/Teo sebanyak 4 kali dengan 3 di antaranya di dua babak awal.
Kemudian saat Malaysia Open 2024 pada Januari lalu, ganda putra China, Liu Yu Chen, meragukan bahwa pengundian dilakukan secara adil melalui unggahan di media sosial.
Kasus undian BWF yang dianggap tidak adil juga pernah dirasakan oleh tunggal putra legendaris China, Chen Long.
Kampiun Olimpiade 2016 marah karena harus melawan jagoan senegara, Lin Dan, pada babak pertama China Open 2019 sehingga meminta pengundian dilakukan secara terbuka.
Tunggal putra Denmark, Anders Antonsen, juga pernah melakukan hal serupa.
"Saya tidak dapat memahami bahwa kita dalam olahraga bulu tangkis tidak memiliki sistem untuk membuat pengundian yang bekerja dengan baik," tulis Antonsen.
"Terlihat berkali-kali bahwa para pemain menghadapi lawan yang sama berulang kali di babak pertama, babak kedua, dan perempat final."
"Hanya untuk memberikan satu contoh: Sekarang kita memiliki situasi di mana (ganda putra Denmark) Mathias Boe/Mads Conard-Petersen menghadapi Han Chengkai/Zhou Haodong (China) di babak pertama untuk keempat kalinya dalam lima turnamen terakhir."
"Saya bukan ahli matematika, tetapi saya tahu pasti bahwa kemungkinan hal itu terjadi hampir tidak ada," ujar Antonsen.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | NST.com.my |
Komentar