"Bagi banyak orang, ini terdengar gila, tetapi saya mengetahuinya di Silverstone," kata Carchedi dalam wawancara dengan Crash.
"Jika Anda melihat ke belakang dan melihat selisih waktunya dengan Pecco sejak dini. Selanjutnya, lihat lagi setelah 15 lap (dari 20 lap) tepat sebelum dia masuk pit untuk menggunakan ban basah, dia menutup jarak dengan Pecco (Francesco Bagnaia).
"Jadi, dia salah satu yang tercepat dan dia memperoleh waktu itu meski harus menyalip pembalap lain."
"Analisis lap di Sirkuit Silverstone mengonfirmasi bahwa dari lap 9-16, Di Giannantonio mengungguli pemimpin balapan, Bagnaia dengan selisih 1,1 detik, sekaligus naik dari posisi ke-16 ke-10," ucap Carchedi.
Namun, pertaruhan pit stop ban basah menjadi bumerang dan dia merosot ke posisi ke-13.
"Jadi, saya melihatnya di sana (di Silverstone). Saya juga melihat tanda-tandanya di Assen, Sachsenring," ujar Carchedi.
"Namun, ketika Anda memulai dari belakang atau dalam kasus Silverstone dia dikeluarkan lebih awal, Anda tidak akan menjadi yang terdepan pada MotoGP sekarang."
"Dia sendiri yang mengetahuinya; 'seandainya saya bisa lolos…' Dan akhirnya, itulah kuncinya. Ini tentang menyatukan seluruh akhir pekan."
"Secara tiba-tiba, dari tidak melakukan Q2 sama sekali di sepuluh putaran pertama, kami mulai rutin melakukan Q2 di akhir. Dan ini adalah akhir pekan yang benar-benar berbeda."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar