Tak lupa, Naraoka juga sering belajar dari video pertandingan para pemain kelas dunia.
"Saya dulu sering melihat video pertandingan dari pemain top internasional dan berusaha mengambil sisi-sisi keunggulan mereka."
"Selain itu, untuk memukul pukulan yang indah, kaki kalian sangat penting. Akan sangat bagus jika sering berlatih lari," kata pemain yang dikenal sangat ulet tersebut.
Jike menengok apa yang sekarang dilakukan Naraoka, melatih, membimbing junior dan menjadi yang terbaik di Negeri Matahari Terbit, rasanya seperti mimpi.
Pasalnya, pada dua tahun lalu, Naraoka terbilang masih jadi pemain antah-berantah. Dia belum dikenal seperti Kento Momota, Kenta Nishimoto atau Kanta Tsuneyama bahkan Koki Watanabe.
Termasuk ketika debutnya di Thomas Cup 2022, ketika menjadi biang keladi kekalahan Jepang dari Indonesia saat dia dibantai Shesar Hiren Rhustavito di partai kelima dengan skor 21-17, 21-11.
Namun sekarang, pencapaian Naraoka sungguh mencengangkan. Sejak kekalahan membekas itu, dia semakin berlatih keras dan kini telah menjadi tunggal putra terbaik Jepang.
Melampaui peringkat para seniornya Momota, Nishimoto, Tsuneyama dan Watanabe.
Dia juga telah mencatatkan sejarah dalam kariernya sendiri dengan berhasil menjadi juara di China Masters 2023. Turnamen level Super 750 sekaligus tertinggi yang pernah diraihnya.
Selain itu dia juga sudah mengantongi medali perak Kejuaraan Dunia 2023 dan runner-up Malaysia Open 2023. Pernah juga mencatatkan ranking tertinggi di kariernya dengan menempati peringkat 4 dunia.
Aksi Naraoka akan kembali terlihat pada rangkaian turnamen BWF di Eropa, dalam waktu dekat.
Di mana pemain 22 tahun itu akan tampil pada French Open 2024 dan All England Open 2024.
Baca Juga: German Open 2024 - Misi Sukar Indonesia Pecah Kebuntuan Gelar Selama 22 Tahun
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | badspi.jp |
Komentar