"Sebab, jika Anda menandatangi kontrak, Anda tidak akan menandatangani kontrak untuk motor yang seperti sekarang ini. Anda akan mau tanda tangan untuk motor yang Anda harapkan akan Anda miliki di masa depan," tandasnya.
Sedikit membandingkan dengan keputusan besar Lewis Hamilton di F1, pindah dari McLaren ke Mercedes lalu yang terbaru ingin ke Ferrari yang sedang terseok-seok, Jarvis berharap akan ada pembalap yang berani mengambil langkah serupa.
"Ketika dia (Lewis) pergi ke Mercedes, banyak orang termasuk saya sendiri berpikir 'Serius? Apakah Anda yakin?'. Tentu dia tahu sesuatu dan dia punya kepercayaan diri bahwa mereka (Mercedes) telah meletakkan sesuatu yang penting untuk menjadi kompetitif di masa depan."
"Jadi, yang paling penting adalah untuk pilihan pembalap dan tim satelit adalah untuk membuktikan mereka bahwa ada niat kami, kemampuan dan keterampilan untuk masa depan.
Jarvis pun membocorkan kapan kira-kira Yamaha bisa melihat 'hilal' siapa saja tim yang akan direkrut jadi satelit dan pembalap yang sukses digaet.
"Skenario terburuknya mungkin sampai jeda musim panas. Tapi menurut saya, mungkin sekitar Juni, mungkin saat seri Assen (Belanda) itu adalah waktu yang tepat," ucap pria asal Inggris itu.
Baca Juga: Di MotoGP Jadi Suhu, Valentino Rossi Gantian Berguru Jelang Debut di Kejuaraan Dunia Balap Ketahanan
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar