Baca Juga: Bulu Tangkis Bukan Satu-satunya Andalan Medali Indonesia pada Olimpiade Paris 2024
"Viktor Axelsen (Denmark) buktinya kemarin kalah pada French Open. Dinamika pada bulu tangkis ini berbeda dengan cabor lain."
"Ya asa nomor yang diprioritaskan dapat medali seperti tunggal putra, ganda putra, tunggal putri, ganda putri."
"Tetapi dibilang berapa emas tidak begitu hitungannya di bulu tangkis. Namun, proses kami harus optimalkan. Tentu kami ingin meraih medali sebanmyak mungkin. Saya berusaha untuk maksimal."
"Sekarang pemain tidak bisa bertumpu dari bakat. Mungkin peak performance di seleknas, tetapi selanjutnya tidak bisa berkembang."
"Internet bisa menggangu konsentrasi atlet dan aplikasi Go Food sehingga saya larang aksesnya karena atlet malam-malam biasanya mencari makanan. Saya minta bantuan brimob untuk penjagaan di pelatnas."
"Pelatih juga menjadi aspek penting. Lama-lama kita bisa kehilangan pelatih karena kami hanya bisa memberi gaji Rp 60 juta sebulan. Kalau di luar negeri gaji pelatih bisa ratusan juta rupiah ditambah apartemen. "
"Tempat latihan juga berbeda. Contohnya Axelsen yang berlatih di Dubai dikelola swasta dengan fasilitas lengkap."
"Tangan dingin pelatih menjadi juru kunci, banyak pelatih tidak juara saat jadi pemain, tetapi ketika menjadi pelatih bisa meraih hasil bagus, kami standarisasi pelatih."
"Begitu pula wasit yang terkendala bahasa meski memahami regulasi. Kalau lemah di badan internasional kalau BWF mau mengubah regulasi kita akan dirugikan jika tidak fasih berbahasa Inggris."
"Drawing menjadi bagian dari sport inteligent. Pelatih harus menguasai teknis, fisik, dan psikologi. Semua dalam elemen pertandingan dalam bulu tangkis juga disiapkan."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar