"Bukannya saya mengungkit-ungkit sesuatu, tetapi saya telah melakukan banyak hal untuk olahraga ini. Saya telah bertarung untuk waktu yang lama," katanya.
"Saya pikir ini sekitar pertarungan MMA ke-50 bagi saya, dan saya telah melakukan banyak hal, mencapai banyak hal, tetapi masih ada satu yang belum tercapai yaitu menjadi juara dunia."
"Saya tidak tahu ada berapa banyak tetapi lawan-lawan terakhir saya pernah menjadi juara dunia, laga utama yang besar, pertarungan akbar."
"Dan sekarang, saya harus menghadapi petarung muda di umur 20an, yang mengalahkan lawan-lawan terakhirnya dengan finis dan mewakili Prancis dan orang satu negara di belakangnya."
"Reaksi saya seperti, 'Anda tahu, mari kita lihat apakah saya masih mampu menghadapi anak-anak muda ini. Rasanya menyenangkan."
Di sisi lain, penampilan Poirier menuai pujian dari Presiden UFC, Dana White.
White menunjuk bagaimana petarung yang mampu mengalahkan Conor McGregor dua kali ini berhasil mematahkan prediksi orang-orang.
Poirier datang sebagai underdog walau peringkatnya lebih tinggi. UFC juga dituding menumbalkan petarung asal Louisiana itu untuk mengangkat pamor Saint Denis.
Hanya saja, soal meresmikan Poirier sebagai calon lawan terdekat Makhachev, White memberi respons tunggu dulu.
"Poirier, seperti yang baru saja saya katakan, pamornya meroket. Di usianya sekarang, dengan semua hal yang diraihnya, semua yang dia lakukan, lihat apa yang dilakukannya sekarang."
"Jika kalian berdiri dan melihat arenanya, itu luar biasa. Orang-orang menggila. Poirier bergerak menuju level yang benar-benar baru dengan pertarungan ini," ucap White.
Bulan Juni akan bertepatan dengan rangkaian acara UFC International Fight Week dengan UFC 303 direncanakan berlangsung pada 30 Juni di T-Mobile Arena, Nevada, AS.
Baca Juga: Dipuji Usai Menang Keren di UFC 299, Dustin Poirier Diminta Jadi Lawan Islam Makhachev
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | mmajunkie.com, MMAFighting.com |
Komentar