Secara mudah bisa diumpamakan rata-rata ada satu dari setiap tiga kali tembakannya yang gagal menghasilkan gol dari situasi ini.
Wajar apabila tugas utama mengambil penalti di Inter Milan kini jadi milik Hakan Calhanoglu.
Gelandang Turki tersebut memiliki rasio kegagalan yang minim, yakni 10 persen saja dari total 40 kali tembakannya.
Selain eror dari Martinez, kebiasaan Inter membuang-buang peluang emas menjadi faktor penting yang menyingkirkan mereka dari Liga Champions.
Hal ini bahkan terjadi sejak pertemuan pertama melawan Atletico.
Inter dianggap seharusnya bisa menang besar sampai 3-0 kalau mereka, khususnya Marko Arnautovic, tidak menyia-nyiakan kesempatan emas cetak gol.
Di markas Atletico, giliran kegagalan fatal dari dua peluang dobel Denzel Dumfries, serta kans Nicolo Barella, Marcus Thuram, hingga tandukan Martinez yang berkontribusi atas kekalahan mereka.
Simone Inzaghi tidak malu mengakui hal tersebut.
"Kami sebelumnya tak pernah kalah di Liga Champions musim ini, tapi ketika menyia-nyiakan kesempatan, Anda harus membayarnya," katanya di Tuttomercatoweb.
Kiper Yann Sommer mengamini, terlepas dari kesalahan para pemain bertahan dalam menjaga wilayahnya.
"Kami memiliki beberapa peluang bagus untuk mencetak gol. Sayangnya, akhirnya berujung pahit dengan penalti," ucapnya.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tuttomercatoweb.com, Transfermarkt.com |
Komentar