BOLASPORT.COM - Tendangan penalti Lautaro Martinez melayang ke angkasa, Inter Milan tak belajar dari pengalaman sehingga membuat mereka gugur dari Liga Champions.
Inter Milan seperti menerima tamparan keras yang menjatuhkan mereka kembali ke Bumi.
Perkasa di berbagai data, I Nerazzurri akhirnya tersungkur juga dalam kekalahan perdananya pada 2024.
Ironis, kekalahan pertama itu langsung mendepak mereka dari Liga Champions.
Lautaro Martinez disebut-sebut sebagai biang kerok kegagalan klub maju ke perempat final.
Skuad asuhan Simone Inzaghi dihajar Atletico Madrid via adu penalti pada leg kedua fase 16 besar di Stadion Metropolitano, Rabu (13/3/2024).
Inter jadi korban comeback Atletico karena gagal mempertahankan keunggulan 1-0 yang mereka petik di San Siro.
Kali ini Atletico menyamakan agregat dengan kemenangan 2-1 sepanjang waktu normal dan extra time.
Di babak adu penalti, hanya dua dari lima eksekutor Inter Milan sukses menunaikan tugas.
Mereka ialah Hakan Calhanoglu dan Francesco Acerbi.
Tembakan Alexis Sanchez dan Davy Klaassen digagalkan Jan Oblak, sedangkan penalti terakhir yang menentukan dari Martinez malah melayang jauh ke atas tribune.
Berbagai reaksi di medsos mengolok-oloknya dengan menyebut bola hasil tembakan striker Argentina itu sampai melesat ke luar angkasa.
Di pihak lain, hanya satu dari empat penendang Atletico yang gagal.
BOLA PENALTY LAUTARO MARTINEZ TERPANTAU DARI SATELIT! ⚽️ pic.twitter.com/GgkpS45L4b
— Siaran Bola Live (@SiaranBolaLive) March 13, 2024
Lautaro Martinez's ball has been found finally.. amongst the Legends ????????????#Lautaro pic.twitter.com/nkzMlsPThg
— Zee ???????? ????✈️???????????? (@mzmanzoor) March 14, 2024
Inter Milan dikritik karena tidak belajar dari kesalahan.
Martinez menjadi sorotan pertama karena pemilihan dirinya sebagai eksekutor kunci bertolak belakang dengan rapor buruknya soal tendangan penalti.
Benar Martinez pernah menentukan kelolosan Argentina ke semifinal Piala Dunia 2022 berkat tendangan penentunya pada babak tos-tosan lawan Belanda.
Namun, fakta banyaknya kegagalan dia cetak gol dari titik putih semestinya jadi pertimbangan.
Transfermarkt mencatat Martinez 8 kali gagal membobol gawang musuh dari total 23 eksekusi sejak 2016-2017.
Dengan kata lain, tingkat kegagalannya mencapai 35 persen.
Secara mudah bisa diumpamakan rata-rata ada satu dari setiap tiga kali tembakannya yang gagal menghasilkan gol dari situasi ini.
Wajar apabila tugas utama mengambil penalti di Inter Milan kini jadi milik Hakan Calhanoglu.
Gelandang Turki tersebut memiliki rasio kegagalan yang minim, yakni 10 persen saja dari total 40 kali tembakannya.
Selain eror dari Martinez, kebiasaan Inter membuang-buang peluang emas menjadi faktor penting yang menyingkirkan mereka dari Liga Champions.
Hal ini bahkan terjadi sejak pertemuan pertama melawan Atletico.
Inter dianggap seharusnya bisa menang besar sampai 3-0 kalau mereka, khususnya Marko Arnautovic, tidak menyia-nyiakan kesempatan emas cetak gol.
Di markas Atletico, giliran kegagalan fatal dari dua peluang dobel Denzel Dumfries, serta kans Nicolo Barella, Marcus Thuram, hingga tandukan Martinez yang berkontribusi atas kekalahan mereka.
Simone Inzaghi tidak malu mengakui hal tersebut.
"Kami sebelumnya tak pernah kalah di Liga Champions musim ini, tapi ketika menyia-nyiakan kesempatan, Anda harus membayarnya," katanya di Tuttomercatoweb.
Kiper Yann Sommer mengamini, terlepas dari kesalahan para pemain bertahan dalam menjaga wilayahnya.
"Kami memiliki beberapa peluang bagus untuk mencetak gol. Sayangnya, akhirnya berujung pahit dengan penalti," ucapnya.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tuttomercatoweb.com, Transfermarkt.com |
Komentar