Axelsen menjelaskan bahwa sejatinya kebugarannya agak kurang oke. Tapi dia merasa masih punya peluang untuk memenangkan laga hari ini.
Malang bagi jagoan asal Odense tersebut, insiden kontroversial itu mengubah segalanya.
"Saya minta maaf tentang level performa saya. Saya tidak merasa dalam kondisi bagus," ucap Axelsen menambahkan.
"Namun, saya punya peluang untuk menang dan tentu saja saya sangat menyesalkan atas kejadian di akhir," jelasnya.
"Entahlah... kalau misalnya tadi itu bukan fault, itu benar-benar gila. Berarti saya yang buta, mungkin saya harus ke Louis Nielsen (toko kacatama di Denmark, red)," sindir Axelsen.
"Jelas sekali bolanya belum melewati net, saya melihatnya," kata Axelsen memberikan versi pandangan dia.
"Tapi ya sudah lah, begitulah permainan."
"Kadang ada yang tidak sesuai dengan harapan kita. Dan hari ini itu tidak sesuai untuk saya. Tentu disayangkan itu terjadi di kedudukan 18-18, di perempat final turnamen All England."
Ironi bagi Axelsen karena kekalahan tersebut membuat dia kembali harus menahan gelar juara pada awal tahun 2024.
Sampai bulan ketiga tahun kompetisi baru, dia masih belum juga naik podium tertinggi. Axelsen baru akan kembali bertanding saat Kejuaraan Eropa pada bulan depan.
Sementara bagi Anthony Ginting, kemenangannya atas si nomor wahid membuat dia mengukir sejarah pribadi dengan pencapaian terbaik selama kiprahnya mengikuti All England Open.
Ginting juga menjadi tunggal putra Indonesia pertama dalam 15 tahun terakhir yang berhasil melangkah ke semifinal All England Open.
Pemain asal Cimahi itu mengikuti jejak seniornya di SGS PLN Bandung yaitu Taufik Hidayat yang terakhir kali melakukannya pada edisi 2009.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | TV2 Sport Denmark |
Komentar