"Saya punya senjata untuk mencobanya dan itu sesuatu yang besar. Sudah pasti kita tidak bisa selalu start dan memimpin lomba sejak tikungan pertama."
"Jadi kita harus berjuang dan semua pembalap mengerem dengan terlambat dan berjuang, tetapi saya di sana ikut berjuang."
"Itu hal yang fantastis dan di Aprilia kami juga berusaha keras untuk memahami di mana kami bisa menyalip dan bagaimana."
Performa kuat pada awal musim membuat Vinales diperhitungkan dalam peta persaingan untuk perburuan gelar juara.
Vinales merangsek ke peringkat tiga klasemen dengan 56 poin. Dia terpaut 24 poin dari Jorge Martin di puncak klasemen sementara.
Tentunya, perjuangan Vinales belum berakhir.
Sebagaimana kredo yang diyakini mayoritas penghuni paddock, kejuaraan baru benar-benar dimulai di tur seri Eropa, dimulai dari seri keempat MotoGP Spanyol pada 24-26 April nanti.
Kemampuan Vinales juga akan diuji semenjak Sirkuit Jerez yang menjadi venue bukan trek yang bersahabat baginya.
Sejak debut grand prix-nya pada 2011, Vinales cuma dua kali meraih podium GP Spanyol dengan kemenangan di kelas Moto3 pada 2013 dan posisi ketiga di kelas MotoGP pada 2019.
Vinales percaya diri karena merasa sudah menemukan gaya berkendara yang natural dengan motor Aprilia RS-GP walau bukan berarti terbawa euforia.
"Kita harus ingat bahwa esok kami harus berlatih lagi. Kami tidak boleh rileks karena pembalap lain berusaha sangat keras," ucapnya.
"Saya siap untuk itu dan saya ingin menikmatinya," pungkas pembalap yang dikenal cepat saat suasana hatinya bagus. Dan dia kini sedang bahagia.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar