Justru tendangan penjuru kembali didapatkan oleh Barcelona.
Situasi itu membuat raksasa Catalunya meradang.
Pasalnya, duel El Clasico jilid 2 di Liga Spanyol itu berjalan sama kuat 1-1 setelah kedua tim berbalas gol.
Barcelona membuka keunggulan via Andreas Christensen sementara Madrid menyamakan skor melalui penalti Vinicius Junior.
Andaikata gol Yamal disahkan maka situasi dan jalannya pertandingan bakal sedikit berbeda.
President @JoanLaportaFCB: "Tools like VAR have to help in achieving a fairer competition, and not otherwise." pic.twitter.com/43sOsSGWwz
— FC Barcelona (@FCBarcelona) April 22, 2024
Kisruh dari gol hantu pemain berusia 16 tahun tersebut membuat geger dunia maya.
Bahkan para pendukung Barcelona sempat melancarkan serangan ke arah presiden Liga Spanyol, Javier Tebas di media sosial Twitter (X).
Javier Tebas sendiri memilih tidak mengomentari hal itu mengingat ia adalah pihak yang lantang menolak adanya teknologi garis gawang di kompetisi Liga Spanyol.
Pada akhirnya presiden Barcelona, Joan Laporta, turun tangan terkait kegaduhan dari hasil di El Clasico tersebut.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | Football-espana.net, Barcelona |
Komentar