"Saya sangat ingin ke Olimpiade dan karena keputusan federasi ini saya tidak jadi berangkat," tandasnya.
Line mengungkapkan bahwa setelah pertemuan dengan federasi hari Rabu kemarin, dia diberikan analisis data dan hasil perbandingan antara dirinya dengan pemain yang terpilih, dalam hal ini maksudnya adalah Mia Blichfeldt.
Namun bagi Line, hal itu tidak cukup menjawab semua pertananyaan yang berkecamuk dalam dirinya. Dia membandingkan hasil dia sendiri dengan Mia.
Line merasa memiliki modal bagus karena mencapai dua final Super 300 dan sering hampir menang melawan pemain-pemain ranking 10 besar.
Di satu sisi, Mia sendiri membuktikan dirinya dengan juara di German Open 2024. Gelar juara ini tampaknya yang memberatkan Badminton Denmark dalam mempertimbangkan siapa yang akan mereka kirim ke Olimpiade Paris 2024.
Manajer Olahraga Badminton Denmark, Jens Meibom pun angkat bicara dan menjelaskan bahwa keputusan memilih Mia Blichfeldt daripada Line Kjaersfeldt tidak lepas dari dua kriteria penting.
Dua kriteria itu adalah tentang performa dan level permainan yang akan sangat menentukan pada Olimpiade Paris 2024, serta potensi menuju Olimpiade 2028 di Los Angeles.
"Itu memang pertanyaan yang sangat lazim dilontarkan, tetapi perlu kami tegaskan bahwa kriteria kami juga menyatakan bahwa posisi ranking itu sendiri bukanlah kriteria seleksi," ucap Meibom dikutip BolaSport.com dari TV2 Sport Denmark.
"Itu tentu jadi bagian pertimbangan kami, namun pada akhirnya semua adalah tentang kriteria keseluruhan terkait potensi dan peluang tampil di Olimpiade saat ini dan juga empat tahun ke depan pada 2028."
Selisih poin Line dan Mia memang sebenarnya tipis, hanya 227 poin.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | TV2 Sport Denmark |
Komentar