"Dengan kata lain, adanya keterlambatan pemberitahuan dari pihak AVC."
"Dikarenakan adanya event ProLiga, dan jadwal jeda yang tidak memungkinkan."
"Pihak klub tidak melepas pemainnya yang senior, pada saat mereka jeda 14 hari, dari klub ini menganggap ini akan berpengaruh kepada kekuatan masing-masing klub."
"Oleh sebab itu kita ambil Garuda Jaya ini kita mainkan di ProLiga sebagai ajang try out, dan kita kirim ke Bahrain, sasaran pokoknya adalah pada event internasional AVC Challenge cup U-20," kata Imam menambahkan.
"Jadi itu adalah kebijakan yang diambil PBVSI, dan mudah mudahan tumpang tindih ini tahun depan tidak terulang lagi," harap Imam.
Manajer Timnas Putra Bola Voli Indonesia, Loudry Maspaitella mengaku kalau dirinya memahami kebijakan dari klub-klub yang tidak bisa melepas pemain seniornya tersebut.
"Kami menerima, kami memahami kalau ada keberatan dari klub untuk melepas pemain. Kalau putra sudah jelas pada saat bersamaan dengan putaran di Bandung, kalua putri ada jeda, itupun klub keberatan, kami paham,” ungkap Loudry.
“Banyak pendapat menganggap klub lebih besar daripada timnas. PBVSI tidak akan ada tanpa klub, Proliga tidak akan meriah tanpa klub, makanya kita harus menghormati keputusan klub,” kata Loudry menambahkan.
Keterlambatan pemberitahuan ini dikarenakan adanya perubahan kebijakan pada kompetisi tersebut. Di mana, yang semulanya kebijakan diatur sepenuhnya oleh AVC namun sekarang berada di pihak Federasi Bola Voli Internasional (FIVB).
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar