Dovizioso pun angkat topi dengan pencapaian rival yang membuatnya gagal menjadi juara dunia di kelas para raja.
"Semua orang berharap banyak dari Marc, bahkan saya sendiri juga," kata Dovizioso kepada MotoGP.com.
"Marc adalah sebuah talenta yang besar, dan saya pikir apa yang dia lakukan, bagaimana dia bisa dengan cepat beradaptasi dengan Ducati adalah sesuatu yang spesial bagi saya."
Il Professore, julukan Dovi karena kemampuan analitis dan pendekatan yang metodis, menilai keberhasilan Marquez tidak bisa dikesampingkan hanya karena Ducati punya motor terbaik.
"Itu sangat, sangat sulit, bahkan meski motornya adalah yang terbaik," sambung Dovizioso.
"Cara mengeremnya sangat berbeda dan dia harus mengubah pendekatan dalam pengereman dan itu masih belum 100 persen jika saya melihatnya dari luar tapi itu ada di sana."
"Jadi sudah jelas bahwa itu adalah penegasan akan talentanya meski dia bukan yang paling muda dia bisa benar-benar bersaing di depan dengan motor non-pabrikan."
Dovizioso menilai potensi Marquez belum sepenuhnya keluar. "Saya pikir dia masih punya margin yang kecil untuk menjadi lebih baik," tandasnya.
Mau Tidak Mau Harus Juara
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | MotoGP.com, Cadenaser.com |
Komentar