BOLASPORT.COM - Indonesia Open 2024 menghadirkan rapor merah bagi skuad Tanah Air yang lagi-lagi harus menjadi penonton kesukesan rival dari negara lain naik ke podium tertinggi.
Untuk ketiga kalinya secara beruntun, skuad Merah Putih gagal menjadi pemenang di kandang sendiri pada gelaran Indonesia Open.
Ganda putra yang sudah pensiun, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, masih menjadi wakil terakhir yang menjadi juara Indonesia Open dan itu terjadi pada 2021.
Rekor mengenaskan ketika wakil Merah Putih sudah habis sebelum semifinal bahkan hampir terulang pada pekan ini.
Untungnya, masih ada ganda putra, Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi, yang lolos ke semifinal sendirian.
Meski demikian, perlu dicatat bahwa Sabar/Reza tidak lagi berada di bawah naungan Pelatnas PBSI sejak 2022.
Satu alasan lain kenapa catatan minor ini mengkhawatirkan adalah karena terjadi kurang dari dua bulan menuju Olimpiade Paris 2024.
Bahkan dari enam wakil Indonesia yang dipersiapkan untuk pesta olahraga sejagat nanti, cuma 1 yang terhindar dari catatan kalah dini di dua babak awal.
Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Dito Ariotedjo, lantas mengeluarkan lelucon bahwa hasil buruk ini terjadi para pemain menyimpan kekuatan sebenarnya sebelum Olimpiade.
"Kita anggap saja ini permainan di Indonesia Open dan ke selanjutnya ini sebagai pemanasan ke Olimpiade," ucap Dito, dilansir dari Antaranews.com.
"Ya kalau saya sih ada pemikiran jangan-jangan ini mereka mau ngumpetin jurus saktinya buat di Olimpiade nanti biar para lawannya pada kaget dan bingung," lanjutnya sembari tertawa.
Baca Juga: Menpora Buka Suara soal Tak Ada Atlet Olimpiade pada Semifinal Indonesia Open 2024
Penyelenggaraan turnamen Indonesia Open yang berdekatan dengan Olimpiade membuat strategi menyimpan tenaga juga menjadi opsi.
"Menjadi juara Indonesia Open tidak penting karena saya masih persiapan untuk Olimpiade," aku tunggal putri China, Chen Yu Fei, yang berstatus juara bertahan di Paris 2024.
"Yang penting saya bisa lebih meningkat dari biasanya. Penting juga bagi saya untuk menjaga stamina dan kesehatan supaya tidak cedera menjelang Olimpiade."
Meski begitu, Chen masih bisa lolos ke final walau bertanding sambil menjaga kondisi.
Final Indonesia Open 2024 juga menampilkan kontestan berperingkat tertinggi dari seluruh sektor. Artinya, menyimpan tenaga tak selalu berarti kalah duluan.
Kekalahan dini para wakil Indonesia makin disesali karena mereka diharapkan bisa melaju sejauh mungkin demi mengangkat posisi dalam pemeringkatan unggulan.
Level turnamen yang tinggi dari Singapore Open (Super 750) dan Indonesia Open (Super 1000) yang dihelat dua pekan terakhir ini dijadikan batu lompatan untuk memperbaiki ranking.
Selain itu, Indonesia Open 2024 juga dijadikan test event menuju Olimpiade Paris 2024 karena kehadiran pemain-pemain top dunia.
"Oleh karena itu saya mengharapkan para pemain bisa tampil maksimal dan memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin," kata Kabid Pembinaan dan Prestasi PBSI, Ricky Soebagdja, jelang bergulirnya kompetisi.
Apes, yang terjadi kebalikannya dengan deretan hasil early exit.
Tunggal putra paling miris karena tak sekalipun salah satu dari Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie lolos hingga perempat final walau berstatus unggulan.
PENCAPAIAN TERAKHIR WAKIL INDONESIA DI OLIMPIADE
Pemain | Sektor | Hasil | ||
Malaysia Masters | Singapore Open | Indonesia Open | ||
Anthony S. Ginting | MS | Absen | 16 Besar | 32 Besar |
Jonatan Christie | MS | Absen | 32 Besar | 32 Besar |
Gregoria M. Tunjung | WS | Absen | Semifinal | 8 Besar |
Fajar Alfian/ Muh. Rian Ardianto | MD | Absen | Runner-up | 32 Besar |
Apriyani Rahayu/ Siti F. S. Ramadhanti | WD | Absen | 8 Besar | 16 Besar |
Rinov Rivaldy/ Pitha H. Mentari | XD | Runner-up | Absen | 32 Besar |
Masalah non-teknis seperti tekanan psikologis kembali disinggung. Hal ini seperti diutarakan oleh Manajer Tim Ad-Hoc PBSI untuk Olimpiade Paris, Armand Darmadji.
"Psikis berpengaruh," ucap Armand, mengutip Antaranews.com.
"Memang mereka yang selama ini kita maintain, kita tuntun, agak kita rem, terus kita kendorin, ternyata ada efek di faktor psikologi mereka yang tetap kita harus cover untuk didampingi terus.
"Itu yang terjadi," ungkap putra tertua dari Ketua Harian PBSI, Alex Tirta, itu.
Armand memberi contoh Jonatan yang sejatinya mengincar hasil tinggi demi mendapatkan bye di awal fase gugur Olimpiade Paris 2024.
Kans Jonatan makin terbuka jika dia naik ke 2 besar peringkat dunia BWF.
Namun, syaratnya cukup tinggi. Di Indonesia Open 2024, tunggal putra rank 3 itu harus menjadi juara untuk melakukannya. Selain itu, dia juga mendapat ancaman dari pemain peringkat 4.
Akhirnya, setelah catatan 16 laga tak terkalahkan yang berujung prestasi juara di All England Open dan Kejuaraan Asia, Jonatan tak pernah menang dalam dua pekan beruntun.
"Itu misi yang mengganggu di hati Jojo, yang (seharusnya bisa) tampil luar biasa, tapi malah jadi tertekan balik ke dia sendiri," kata Armand.
"Itu yang terjadi. Kami sudah catat semua, kami sudah rapatkan internal dengan tim AdHoc untuk memperbaiki ini."
Secara kebetulan, aib hattrick nol gelar di Indonesia Open sebelumnya juga terjadi jelang ataupun berdekatan dengan tahun Olimpiade yaitu pada 2009, 2010, 2011 kemudian 2014, 2015, 2016.
Kini, sisa waktu sekitar enam pekan menuju Olimpiade Paris 2024 akan sangat krusial bagi PBSI untuk mencegah terulangnya mimpi buruk 0 medali emas di Olimpiade London 2012.
"Kami sudah rapat internal, sudah ada suatu perintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan kami sudah rapatkan dengan seluruh pelatih," kata Armand melanjutkan.
"Selama satu bulan ke depan akan melakukan simulasi nanti di internal PBSI."
Cabang olahraga bulu tangkis di Olimpiade Paris 2024 rencanya akan dipertandingkan pada 27 Juli hingga 5 Agustus 2024 di Porte de la Chapelle Arena, Paris, Prancis.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com, Antaranews.com |
Komentar