BOLASPORT.COM - Tampil bersama Mohammad Ahsan sebagai amunisi ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan menorehkan catatan epik di Australian Open 2024.
Turnamen Australian Open 2024 yang digelar di Quaycentre, Sydney, Australia telah tuntas memainkan laga final hari ini, Minggu (16/6/2024).
Di laga puncak turnamen BWF Super 500 itu, Indonesia memiliki tiga wakil salah satunya Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di ganda putra.
Pasangan berjuluk The Daddies tersebut melaju lagi ke laga puncak sejak terakhir kali mendapatkannya di All England Open 2023.
Di laga final, Ahsan/Hendra dengan kemampuan yang masih tersisa berhadapan dengan He Ji Ting/Ren Xiang Yu yang menjadi andalan China.
Menghadapi unggulan pertama tersebut, Ahsan/Hendra harus menyerah dua gim langsung 21-11, 21-10 dalam tempo 28 menit.
Meski gagal keluar sebagai juara Australian Open 2024, Hendra Setiawan meninggalkan rekor sangar untuk perjalanan kariernya.
Final di Australian Open 2024 ini menjadi final ke-77 dalam perjalanan karier pemain berusia 39 tahun tersebut.
Hendra Setiawan setidaknya satu kali selalu mampu menjejakkan kaki di laga final di setiap tahunnya selama 23 tahun beruntun.
Baca Juga: Australian Open 2024 - Leganya Ana/Tiwi Akhirnya Bisa Juara setelah Dilangkahi Junior Sendiri
Torehan Hendra tersebut telah melampaui petenis karismatik Roger Federer yang hanya mampu menjaga rekor itu selama 20 tahun saja.
Ahsan/Hendra sendiri datang ke Australian Open 2024 dengan menyandang status sebagai unggulan kedua ganda putra.
Dalam perjalanannya menggapai final, Ahsan/Hendra melibas 2,5 amunisi tuan rumah sejak babak pertama atau fase 32 besar.
Di laga pembuka, ganda putra peringkat ke-17 dunia itu mengalahkan pasangan tuan rumah Lukas Defolky/Ricky Tang.
Baca Juga: Australian Open 2024 - Mimpi Buruk Gregoria Bikin Ambyar, Ester Petik Pelajaran
Di babak kedua, Ahsan/Hendra belum terbendung dengan mengalahkan pasangan gado-gado Ting-Yuan Kuo (Australia) dan Lee Jae-sun.
Laga bertajuk reuni dijalani Ahsan/Hendra di perempat final saat berusa eks pelatnas Pramudya Kusumawardana/Andika Ramadiansyah.
Duel sengit dijalani Ahsan/Hendra di semifinal menghadapi wakil Taiwan Chen Zhi Ray/Lin Yu Chieh.
Usai menuntaskan laga final, Mohammad Ahsan tetap bersyukur karena bisa melangkah jauh di tengah penurunan performa.
"Mengucap syukur alhamdulillah sudah bisa berada di final walaupun hasilnya kalah," kata Ahsan, melalui siaran PBSI yang diterima BolaSport.com.
Ahsan sama sekali tidak menampik bahwa di laga puncak dia kalah segalanya dari He/Ren yang masih memiliki tenaga yang mumpuni.
"Untuk permainan tadi kami memang kalah segalanya, terutama kami kalah di tenaga, kalah juga di kecepatan," ucap Ahsan.
"Harus diakui lawan lebih unggul di speed and power, mereka kini juga lebih safe mainnya."
"Hal positif dari penampilan kami di final, kami tetap bisa merasa bangga."
"Dengan umur segini kami masih bisa naik ke podium walaupun sebagai runner up. Tetap harus mengucap syukur alhamdulillah," imbuhnya.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | BolaSport.com, PBSI.id |
Komentar