BOLASPORT.COM - Ganda putra Malaysia mulai menunjukkan tanda-tanda positif berkat terobosan wakil-wakil muda yang mulai unjuk gigi dengan prestasi.
Optimisme Malaysia dalam memiliki generasi baru pasangan ganda putra yang gahar makin meninggi.
Satu demi satu wakil mereka mulai bersinar, terutama dari pasangan muda.
Sebut saja Choong Hon Jian/Muhammad Haikal, Roy King Yap/Junaidi Arif, serta pasangan junior Khang Kai Xing/Aaron Tai.
Gebrakan ganda putra pelapis Chia/Soh justru makin melesat setelah sempat dipecah dan terombang-ambing.
Choong/Haikal terutama, yang terus menunjukkan kesan positif setiap kali tampil di ajang BWF World Tour.
Gelar juara Orleans Masters 2024 dapat diraih di mana pasangan ini mengalahkan wakil Indonesia, Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani, di final.
Mereka juga mulai konsisten untuk setidaknya mencapai babak delapan besar dengan hasil terkini adalah babak semifinal di Australian Open 2024.
Laju yang stabil dari Choong/Haikal telah mendorong mereka untuk tembus peringkat 20 besar dunia.
Adapun Roy King Yap/Junaidi Arif, mereka mampu meraih titel runner-up di Spain Masters 2024 lalu menjadi semifinalis Malaysia Masters 2024.
Yap/Arif mengalahkan sejumlah pasangan ganda putra kuat seperti Lee Jhe-Huei/Yang Po-Hsuan (Taiwan) dan Frederik Sogaard/Rasmus Kjaer (Denmark).
Mereka sudah nangkring di ranking 34 dunia dan berpeluang untuk menembus turnamen BWF World Tour level Super 1000 sekalipun.
Sedangkan Khang Kai Xing/Aaron Tai, saat ini mereka menjadi ganda putra nomor satu dunia BWF kategori junior.
Tahun ini Khang/Tai menjuarai Dutch International Junior 2024 dan menjadi salah satu andalan Malaysia untuk meraih medali di Kejuaraan Asia 2024.
Peringkat mereka juga sudah menyentuh angka 83 di ranking BWF.
Melesatnya sejumlah pasangan muda ini turut membuat Chia/Soh selaku ujung tombak ganda putra Negeri Jiran ikut senang.
Chia/Soh tak khawatir Malaysia akan kehabisan atau mengalami krisis di ganda putra, salah satu nomor di mana mereka punya tradisi yang kuat.
"Itu kabar yang baik bahwa ada banyak pasangan pelapis yang mulai mendekati kami," kata Aaron Chia, dikutip BolaSport.com dari The Star.
"Wooi Yik dan saya pun sudah tidak muda lagi," imbuh Chia yang sudah berusia 27 tahun dan telah menjadi ganda putra nomor satu Malaysia sejak 2019.
"Kami berharap mereka suatu hari akan menjadi pasangan nomor satu Malaysia. Setiap pasangan itu berbeda dan perlu menentukan jalannya masing-masing."
"Mungkin saja mereka malah bisa melampaui kami di masa depan, mencapai kejayaan mereka sendiri," tandas Juara Dunia pertama dari Negeri Jiran ini.
Sementara di jajaran para ganda putra senior, Chia/Soh juga memiliki deretan kompatriot yang mulai kembali bisa diandalkan.
Goh Sze Fei/Nur Izzuddin kembali ke level tinggi dengan bertengger di peringkat 13 dunia. Padahal tahun lalu mereka minta dipisah karena konflik di antara keduanya.
Kemudian ada Man Wei Chong/Tee Kai Wun yang baru saja mencapai final Indonesia Open 2024 dan telah menduduki ranking 16.
Jangan lupakan juga duet independen, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi, yang juga masih ada di rank 18 dunia.
Ditambah Chia/Soh yang kini menghuni peringkat 5 dunia, Malaysia punya lima pasangan ganda putra yang meramaikan jajaran 20 besar dunia.
Hal tersebut membuat mereka lebih berpeluang mengirim banyak wakil ke turnamen-turnamen elite BWF.
"Untuk saat ini, memiliki lehih banyak pasangan di turnamen tingkat tinggi juga membantu kami karena mengurangi beban tekanan pada kami," kata Chia.
Apa yang tengah dinikmati Malaysia sekarang, sedikit kontras dengan situasi ganda putra Indonesia.
Pasangan terbaik Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, yang duduk di ranking 6 dunia, belum bisa dikatakan punya penerus menjanjikan.
Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin punya masalah yang sama, inkonsistensi dan mudah kalah dini.
Ditambah Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, hanya ada empat pasangan Merah Putih di peringkat 20 besar dunia.
Sementara itu para pemain muda juga belum ada yang terlihat meyakinkan.
Muhammad Rayhan Nur Fadillah, Rahmat Hidayat, Daniel Edgar Marvino. Christopher David Wijaya, hingga Teges Satriaji Cahyo Hutomo masih kesulitan di level BWF Tour Super 100.
Baca Juga: Jadwal US Open 2024 - Jadi Wakil Semata Wayang Indonesia, Praveen Jordan Debut dengan Tandem Baru
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | thestar.co.uk |
Komentar