Seperti yang sudah disebutkan, Marquez mengalami petaka bertubi-tubi.
Hari pertama sudah berakhir dengan nestapa karena kecelakaan highside yang dialaminya pada sesi practice atau latihan menyebabkan retak tulang jari telunjuk dan memar di tulang rusuk.
Memar di bagian dada ini yang paling menggangu Marquez. Dia segera merasakan nyeri begitu menarik napas lebih dalam karena harus bermanuver dengan intens.
Marquez pun mengaku dirinya harus tampil dengan obat penahan rasa sakit yang paling mujarab demi bisa bertahan.
"Untungnya cuma ada 2 tikungan kanan, di sirkuit lain saya bisa memastikan bahwa mustahil untuk balapan dengan kondisi ini," ucap Marquez.
Apakah sampai di situ masalahnya? Tidak. Marquez juga sempat emosi dengan hasil buruk yang diraihnya saat kualifikasi.
Cedera saat practice membuat Marquez harus memulai dari kualifikasi 1. Apes, awalannya tidak berjalan baik karena masalah dengan pemilihan ban.
Kemalangan kembali menghampiri Marquez.
Ketika dia hendak meningkatkan waktu lap, pembalap lainnya, Stefan Bradl, pembalap wild card dari Honda, memotong lintasan tepat ketika Marquez berada di belakangnya.
Marquez terlihat marah. Permintaan maaf dari Bradl saat latihan start pun ditepisnya. Namun, si Alien membantah emosinya semata-mata tertuju kepada Bradl saja.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar