BOLASPORT.COM - Pembalap Gresini Racing, Marc Marquez, mencoba berdamai dengan kemalangan demi kemalangan yang terjadi pada akhir pekan lomba yang seharusnya berjalan dengan sempurna.
Nama Marc Marquez sudah muncul ke permukaan sebagai pembalap yang difavoritkan untuk menang jelang MotoGP Jerman.
Rekor Marquez yang impresif di Sachsenring berupa 11 kemenangan beruntun di semua kelas pada 2010-2019 dan 2021 menjadi penyebabnya.
Meski begitu, juara dunia delapan kali itu sadar bahwa situasinya berbeda.
Minder melihat kecepatan dua pembalap terkuat saat ini yaitu Jorge Martin (Prima Pramac) dan Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo), dia mengaku butuh akhir pekan sempurna untuk menang.
Sayangnya, alih-alih sempurna, justru masalah demi masalah yang menghampiri Marquez hingga 'hanya' finis di posisi keenam pada sprint MotoGP Jerman, Sabtu (7/7/2024).
"Dalam hidup ini ada sejumlah hal yang tidak bisa dikendalikan," kata Marquez setelah lomba, dilansir dari GPOne.com.
"Meski begitu, dengan masalah-masalah ini, kami bangkit, start dari posisi ke-13 dan finis ke-6."
Baca Juga: Hasil Sprint MotoGP Jerman 2024 - Comeback Terlambat Marc Marquez, Martin Menang Usai Asapi Bagnaia
"Catatan positifnya adalah ketika saya mendapatkan jalur yang kosong, kecepatannya kurang lebih sama seperti pembalap-pembalap terdepan."
Seperti yang sudah disebutkan, Marquez mengalami petaka bertubi-tubi.
Hari pertama sudah berakhir dengan nestapa karena kecelakaan highside yang dialaminya pada sesi practice atau latihan menyebabkan retak tulang jari telunjuk dan memar di tulang rusuk.
Memar di bagian dada ini yang paling menggangu Marquez. Dia segera merasakan nyeri begitu menarik napas lebih dalam karena harus bermanuver dengan intens.
Marquez pun mengaku dirinya harus tampil dengan obat penahan rasa sakit yang paling mujarab demi bisa bertahan.
"Untungnya cuma ada 2 tikungan kanan, di sirkuit lain saya bisa memastikan bahwa mustahil untuk balapan dengan kondisi ini," ucap Marquez.
Apakah sampai di situ masalahnya? Tidak. Marquez juga sempat emosi dengan hasil buruk yang diraihnya saat kualifikasi.
Cedera saat practice membuat Marquez harus memulai dari kualifikasi 1. Apes, awalannya tidak berjalan baik karena masalah dengan pemilihan ban.
Kemalangan kembali menghampiri Marquez.
Ketika dia hendak meningkatkan waktu lap, pembalap lainnya, Stefan Bradl, pembalap wild card dari Honda, memotong lintasan tepat ketika Marquez berada di belakangnya.
Marquez terlihat marah. Permintaan maaf dari Bradl saat latihan start pun ditepisnya. Namun, si Alien membantah emosinya semata-mata tertuju kepada Bradl saja.
"Awalnya jelas saya marah tetapi bukan terhadap dirinya, tetapi lebih karena fakta bahwa saya memiliki masalah teknis dan kehilangan waktu," aku Marquez.
"Hal-hal demikian bisa terjadi. Sirkuitnya sempit dan sulit untuk memahami situasinya, terutama ketika kita di sini bersama seorang wild card."
Marquez sendiri merasa masih bisa naik satu posisi lagi saat sprint. Dengan durasi lomba lebih lama dua kali lipat, akankah keajaiban terjadi bagi sang Raja Sachsenring?
Menurut Marquez, diperlukan akhir pekan yang sempurna untuk bisa menang dan kini dia tidak memilikinya.
Posisi start yang buruk merugikan Marquez karena dia harus merangsek sejak awal.
Masalahnya, tidak banyak tempat untuk menyalip di Sachsenring karena sempit, utamanya saat pembalap berkerumun di lap-lap awal.
"Kita bukan Superman, setelah tikungan pertama, kita tidak memiliki kesempatan lain sampai tikungan 12, itu mustahil," ucap pembalap berusia 31 tahun itu.
"Jadi kami harus sabar dan memahami bahwa inilah situasinya. Saya tidak akan tampil melewati batas, mencoba untuk memahami sensasi dengan motornya dengan memberikan 100 persen."
Baca Juga: Klasemen MotoGP 2024 - Martin Perkasa, Marquez Makin Jauh dari Puncak
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar