“Terakhir kali menurut saya, lebih dari sekadar marah, saya tidak bisa mempercayainya, terjadi di Barcelona di Sprint," kata Bagnaia kepada media Italia, Mowmag dilansir via Motosan.
"Saya memimpin dengan 0,9 detik detik, dengan 9 tikungan lagi."
Rossi sendiri sebenarnya dikenal sebagai pembalap yang mampu mengendalikan emosi, termasuk ketika meraih hasil yang buruk.
Sisi rasional Juara Dunia sembilan kali masih terlihat ketika kemalangan menimpa pembalap didikannya itu.
"Tapi dia (Rossi) juga memahami dinamikanya, dia tahu betul bagaimana sebuah balapan berlangsung," imbuh Bagnaia.
"Dia juga tahu bahwa kami telah mencapai titik di mana kita bisa terjatuh ke tanah tanpa melakukan kesalahan apa-apa, sebelumnya itu berbeda."
Bagnaia kemudian mengungkapkan kejadian lainnya yang membuat Rossi marah.
Dia mengatakan kejadian itu terjadi pada MotoGP Valencia tahun lalu, seri balap terakhir yang menentukan persaingan gelar juara antara Bagnaia dan Jorge Martin.
Saat itu, masalah yang menyebabkan Rossi marah kepada Bagnaia adalah kesalahan dalam memilih ban ketika balapan sprint.
"Kejadian lain ketika dia merasa tidak habis pikir adalah di Valencia tahun lalu," ujar Bagnaia melanjutkan.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Motosan.es, Mowmag.com |
Komentar