BOLASPORT.COM - Pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, mengungkapkan kejadian ketika Valentino Rossi menunjukkan reaksi yang mengejutkan baginya.
Francesco Bagnaia tetap berlatih bersama Valentino Rossi kendati sudah menjadi juara dunia MotoGP dua kali.
Status juara dunia MotoGP tak berarti membuat Bagnaia bisa terbebas dari kritikan Valentino Rossi ketika dirinya membuat kesalahan.
Bagnaia mengungkapkan bahwa Rossi pernah begitu marah kepada dirinya.
Amarah diterima Bagnaia pada musim ini, tepatnya pada seri balap MotoGP Catalunya yang dihelat di Sirkuit Catalunya, salah satu trek kesayangan The Doctor.
Rossi hampir berpesta ketika Bagnaia mampu memimpin balapan sprint. Sayangnya, Nuvola Rossa kemudian melakukan kesalahan yang fatal.
Pada lap terakhir Bagnaia terjatuh di Tikungan 5 yang mengarah ke sebelah kiri karena mengalami low side crash.
Padahal dia sudah memimpin jalannya lomba dengan gap 0,9 detik dari pembalap di posisi kedua yakni Aleix Espargaro (Aprilia Racing).
Baca Juga: Marc Marquez Ungkap Alasan Francesco Bagnaia Jadi Musuh Tersulitnya di MotoGP 2024
Karena ulahnya sendiri, Bagnaia mengaku melihat Rossi lebih dari sekadar marah
“Terakhir kali menurut saya, lebih dari sekadar marah, saya tidak bisa mempercayainya, terjadi di Barcelona di Sprint," kata Bagnaia kepada media Italia, Mowmag dilansir via Motosan.
"Saya memimpin dengan 0,9 detik detik, dengan 9 tikungan lagi."
Rossi sendiri sebenarnya dikenal sebagai pembalap yang mampu mengendalikan emosi, termasuk ketika meraih hasil yang buruk.
Sisi rasional Juara Dunia sembilan kali masih terlihat ketika kemalangan menimpa pembalap didikannya itu.
"Tapi dia (Rossi) juga memahami dinamikanya, dia tahu betul bagaimana sebuah balapan berlangsung," imbuh Bagnaia.
"Dia juga tahu bahwa kami telah mencapai titik di mana kita bisa terjatuh ke tanah tanpa melakukan kesalahan apa-apa, sebelumnya itu berbeda."
Bagnaia kemudian mengungkapkan kejadian lainnya yang membuat Rossi marah.
Dia mengatakan kejadian itu terjadi pada MotoGP Valencia tahun lalu, seri balap terakhir yang menentukan persaingan gelar juara antara Bagnaia dan Jorge Martin.
Saat itu, masalah yang menyebabkan Rossi marah kepada Bagnaia adalah kesalahan dalam memilih ban ketika balapan sprint.
"Kejadian lain ketika dia merasa tidak habis pikir adalah di Valencia tahun lalu," ujar Bagnaia melanjutkan.
"Ketika kami memutuskan untuk menggunakan ban medium di sprint daripada memilih ban lunak seperti Martin.
"Ketika Anda berada dalam situasi itu, Anda harus menandai saingan Anda," imbuhnya.
Memilih ban medium membuat Bagnaia cuma finis kelima gegara kalah pace. Adapun Martin menang dengan ban lunak dalam balapan setengah durasi grand prix itu.
Tekanan yang dihadapi Bagnaia selaku pemuncak klasemen pun harus berlangsung hingga balapan hari Minggu.
Untungnya, Pecco, sapaan akrab Bagnaia, mampu mengunci kemenangan sekaligus gelar juara dunia yang ketiga dari semua kelas.
Bagnaia pun mengikuti jejak Valentino Rossi sebagai pembalap yang mampu mempertahankan gelar juara di era MotoGP.
Hanya ada satu pembalap lainnya yang dapat melakukannya yaitu Marc Marquez.
Baca Juga: Bagnaia Ungkap Alasan Marc Marquez Tak Lebih Kuat daripada Dirinya di Atas Motor Ducati
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Motosan.es, Mowmag.com |
Komentar