Kekalahan di babak-babak awal bolak-balik mereka rasakan dan bahkan dari lawan yang di atas kertas seharusnya mudah untuk dikalahkan.
Salah satunya adalah ketika babak 32 besar Swiss Open 2024 pada Maret lalu.
Di babak pertama, Fruergaard/Thygesen kalah dari pasangan muda Indonesia yaitu Jesita Putri Miantoro/Febi Setianingrum, lewat skor rubber game 21-18, 15-21, 14-21.
Bulan berikutnya di Kejuaraan Eropa 2024, Fruergaard/Thygesen gagal merebut medali setelah ditendang pasangan Turki yang bahkan berada di luar rank 50 besar dunia.
Alhasil, dalam 18 turnamen individu terakhir, mereka cuma 6 kali mencapai perempat final atau lebih. Mereka harus turun ke turnamen kelas tiga BWF untuk menjemput trofi.
Pun dengan Baek Ha-na/Lee So-hee, Fruergaard/Thygesen sebelum ini cuma pernah menang sekali lawan pasangan rank 10 dunia tersebut dalam total 9 pertemuan!
Fruergaard/Thygesen bahkan sudah berada di ambang kekalahan setelah tertinggal pada akhir gim ketiga.
Akan tetapi, pasangan yang disponsori jenama perlengkapan tanding asal Indonesia ini dapat menggagalkan 7 kali match point lawan untuk membalikkan keadaan.
"Ini adalah sebuah penebusan yang besar .... Kami mengalami banyak pasang surut, dan sejauh ini, di turnamen ini hanya ada peningkatan," ucap Thygesen.
"Tidak setiap hari kami bisa mengalahkan pasangan-pasangan seperti mereka. Itu luar biasa," imbuhnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Sport.tv2.dk |
Komentar