Setelah itu, dalam empat siklus Olimpiade dari London 2012, Rio 2016, Tokyo 2020 dan sekarang Paris 2024, tak ada lagi ganda putra Indonesia yang mampu berbicara banyak.
Fenomena miris ini bahkan sampai disorot media China, Aiyuke, dalam artikel berjudul "Setelah Hendra, Indonesia Tak Punya Takdir Juara di Turnamen Mayor Lagi?"
Mereka menyoroti bagaimana Indonesia selalu memiliki pasangan-pasangan ganda putra yang hebat dan selalu mampu setidaknya meraih medali di kompetisi Olimpiade sebelumnya.
"Di masa lalu, ganda putra Indonesia sangatlah dominan," tulis Aiyuke.
"Toni Gunawan/Sigit Budiarto, Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky, Markis Kido/Hendra Setiawan, mendengar nama mereka saja sudah bisa membuat lawan gemetar."
"Namun, sejak Hendra meraih emas (2008), ganda putra Indonesia justru seolah mengalami 'phobia juara di ajang besar'."
"Mereka seperti dalam pengaruh sihir dan 'tidak terlihat' di turnamen besar."
Turnamen besar yang dimaksud adalah Kejuaraan Dunia dan Olimpiade.
Belum ada medali emas yang diraih ganda putra di kedua ajang individu mayor itu sejak Hendra dan Mohammad Ahsan pada Kejuaraan Dunia 2019.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Aiyuke |
Komentar