Sihir ditunjukkan Gregoria setelah interval. Kali ini dia membuat An Se-young menebak pukulan-pukulannya hingga jatuh bangun. Paruh interval kedua sungguh menjadi miliknya.
Mimpi akan kembalinya tunggal putri Indonesia di Olimpiade kembali saat Gregoria memangkas jarak ketertinggalan hingga tiga angka saja di 13-16.
"Bagi saya, sudah cukup jelas. Setelah interval Tunjung tampil lebih proaktif dan agresif," kata komentator pertandingan, Gillian Clark.
Sayangnya, sebuah smes silang yang tak dapat dijangkau dari An memutus momentum wakil Tanah Air hingga tercipta match point di 13-20.
Gregoria mengambil challenge untuk menarik napas. Dia juga membersihkan lututnya yang berdarah karena luka dari pertandingan sebelumnya.
Pertandingan belum berakhir. Gregoria menemukan sentuhannya lagi untuk menggagalkan match point lawan sebanyak tiga kali.
Pengembalian-pengembalian ajaib darinya membuat satu arena takjub. Untuk mematikan An, Jorji harus meningkatkan level permainannya menjadi lebih tinggi lagi.
Hasil akhir pertandingan pada akhirnya tidak berpihak kepada Gregoria.
Akan tetapi, duel kelas elite yang ditunjukkannya bersama An mendapatkan pujian penonton. Dia dan An mendapatkan standing ovation atau tepuk tangan yang meriah.
Bagi keduanya, perjuangan belum berakhir. Sementara An mengejar medali emas, Gregoria masih bertanding sekali lagi untuk perunggu.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | BolaSport.com |