Bersaing dengan unggulan dua dan sejumlag pasangan top 10 ternyata tak menicutkan mental Lee/Wang.
Cara mereka menyikapi hasil undian yang 'jahat' itu sungguh mulia.
"Mungkin Tuhan membiarkan saya bermain lebih banyak sebelum pensiun," kata Lee Yang dikutip BolaSport.com dari Aiyuke, beberapa saat sebelum fase grup dimulai.
Siapa sangka, sikap menerima dengan lapang dada itulah yang mengantarkan mereka benar-benar menjelma jadi ganda putra monster pada Olimpiade Paris 2024.
Lee/Wang menekuk empat pasangan di fase grup dan tanpa cela melaju hingga babak final.
Pada final melawan unggulan pertama asal China, Liang Wei Keng/Wang Chang, mereka pun menjalani laga super sengit.
Tidak ada jarak poin yang jauh, semuanya sejak awal hanya berselisih 1-2 angka.
Membuat situasi semakin tegang karena kedua pasangan sama-sama mengandalkan kecepatan.
Namun, dari empat pemain di lapangan Porte de La Chapelle Arena, Prancis itu, Lee Yang yang jadi kuncinya.
Playmaker itu bertugas sangat baik di depan, memainkan perannya sebagai pengatur serangan yang jitu untuk dieksekusi Wang Chi-Lin yang punya smes geledek.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BWFBadminton.com |
Komentar