"Saya benar-benar tidak ingin melihat cedera terjadi. Lawan saya di lapangan juga menunjukkan keinginan kuat untuk bertahan," ujar pemain 27 tahun itu.
Di saat bersamaan, peristiwa cederanya Marin di semifinal Olimpiade Paris 2024 turut menjadi deja vu bagi kalangan penggemar bulu tangkis dunia.
Pemandangan ini persis seperti yang pernah terjadi delapan tahun silam, ketika Olimpiade Rio 2016 digelar, di babak yang sama, gim yang sama, dan kejadian yang sama yaitu cedera lutut.
Bedanya, korban cedera bukan Marin. Melainkan lawan Marin saat itu, Li Xue Rui (China).
Riocentro Pavilion 4 menjadi saksi bisu betapa kejamnya cedera merenggut mimpi Li yang kala itu diunggulkan atas Marin.
Peraih medali emas Olimpiade London 2012 itu mengalami cedera serius di lutut kirinya akibat salah pendaratan yang terlihat jelas di layar kaca siaran langsung kala itu.
Pada pertandingan tersebut, Li Xue Rui sempat mendapat perawatan beberapa saat dan memutuskan berjuang sampai pertandingan benar-benar selesai, tanpa menyerah di pertengahan laga.
Hasilnya, Marin yang menang dengan skor 21-16, 21-14.
Hanya saja, peristiwa itu sempat 'ternoda' dengan respons Marin yang setelah laga berakhir, membuat geger jagat dunia maya. Khususnya dari netizen China.
Dalam wawancara media pasca-laga di arena mixed zone, Marin menuding Li hanya pura-pura cedera sebagai intrik untuk membuatnya hilang fokus dan mencuri napas.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Okdiario.com, elespanol.com, Aiyuke |
Komentar