"Cedera yang dialami lawan adalah upaya untuk membuat saya keluar (tidak fokus) dari permainan. Dia sudah sering melakukannya," kata Carolina Marin kepada Caneda Cope, 18 Agustus 2016 silam, dikutip BolaSport.com dari Okdiario.
Media Spanyol itu sendiri juga menggambarkan bahwa Marin sama sekali tidak menunjukkan simpatinya atau rasa iba kepada Li selama interviu setelah laga tersebut.
"Dialah yang harus mempertahankan medali emasnya. Dia adalah pemain terbaik dunia saat ini. Hal terpenting adalah menunjukkan kepadanya sepanjang waktu bahwa saya ingin mengalahkan dia," kata Marin.
Keesokan harinya, faktanya cedera Li benar-benar parah hingga dia memutuskan mundur dari laga perebutan medali perunggu. Mengguncang martabat tunggal putri China karena pulang tanpa medali di edisi Rio 2016.
Meski Marin setelah itu meminta maaf atas responsnya yang menganggap cedera Li hanya pura-pura, bahkan di suatu ajang besar Olimpiade.
Pengalaman tersebut hendaknya jadi contoh bahwa kompetisi olahraga bukan hanya untuk medan perang perjuangan membawa negara.
Melainkan juga untuk menunjukkan seberapa tinggi menjunjung sportivitas dan menjaga persahabatan antar-atlet di berbagai negara.
Li Xue Rui sendiri sejak mengalami cedera tersebut terpaksa menepi sangat lama alias hiatus sampai 2 tahun hingga baru comeback pada 2018.
Namun, laga kembalinya tidak sesuai harapan. Meski sempat juara beberapa kali di level Super 100 dan 300, tetapi level kompetitifnya sudah 'habis'.
Li akhirnya resmi umumkan pensiun empat tahun lalu dan terakhir kali menjalani laga internasional pada babak 32 besar Korea Open 2019 setelah kalah dari Sayaka Takahashi (Jepang).
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Okdiario.com, elespanol.com, Aiyuke |
Komentar