Tak hanya berjuang, An juga berkorban. Sebab, dia tetap bertanding setelah cedera. Bahkan sambil menahan rasa sakit, dia bisa menghadirkan medali emas!
Sayangnya, tidak ada apresiasi yang diharapkan oleh An ketika situasinya sedang genting karena menjelang Olimpiade, event paling bergengsi di bulu tangkis.
"Cedera yang saya alami lebih parah dari yang saya kira. Saya sedikit kecewa dengan reaksi yang terlalu lamban dari (pengurus) tim nasional," katanya dilansir dari TheSportsTimes.co.kr.
"Saya juga berpikir akan sulit bagi saya untuk bertahan di tim nasional setelah momen itu," ucap dia merujuk perbedaan pendapat dengan BKA tentang pemulihan cederanya.
Sebagaimana dilaporkan BWFBadminton.com, cedera An sempat salah urus karena diagnosis yang keliru. Meski sudah menepi sebulan, dia rupanya belum siap untuk bertanding.
Pemeriksaan ulang pada akhir tahun sudah terlambat untuk menghadirkan pilihan operasi. Alhasil, dia mesti bertanding dengan lutut yang dibebat hingga kemarin.
"Saya sangat kecewa dengan tim nasional ketika saya cedera," ucap An sebelum menambahkan bahwa dirinya tidak bisa melupakan momen sulit itu.
Keluar dari tim nasional bukan perkara mudah di Korea.
Pada 2017 BKA mencekal pemain ganda mereka yaitu Shin Baek-cheol dan Ko Sung-hyun dari turnamen internasional karena mengundurkan diri sebelum batas usia yang ditetapkan.
Ko/Shin sampai harus berjuang selama setahun di pengadilan untuk memenangkan banding terhadap keputusan 'PBSI-nya Korea'.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | BWFBadminton.com, Hani.co.kr, Thesportstimes.co.kr |
Komentar