Tadinya rival Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan itu harus menunggu sampai berusia 31 tahun untuk tampil sebagai pemain independen sebagaimana aturan keluar dari timnas menurut BKA.
Di Malaysia, tunggal putra, Lee Zii Jia, juga sempat diancam tidak didaftarkan ke pertandingan oleh Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) saat hendak keluar dari tim nasional pada 2022.
Gonjang-ganjing antara Lee Zii Jia dan BAM mendapat sorotan dari pemain lainnya, termasuk Viktor Axelsen (Denmark) yang memutuskan untuk berkarier secara mandiri.
Peran asosiasi nasional sangat kuat di bulu tangkis karena pemain tidak bisa mendaftar secara langsung untuk bertanding di turnamen BWF.
Di Indonesia pun tengah terjadi polemik karena aturan pembatasan ranking dari PBSI terhadap pemain non-pelatnas untuk mengikuti sebuah turnamen.
Aturan ini menjadi respons PBSI atas kasus indisipliner oleh pemain di luar pelatnas. Sayangnya, pemain muda atau pemula ikut terkena getahnya karena menghambat karier mereka.
Kembali ke An Se-young, kemungkinan tidak bisa mewakili negaranya lagi di Olimpiade muncul ke permukaan ketika rencana keluar dari tim nasional keluar.
Sebab, asosiasi negara yang memilih pemain mana yang akan bertanding kendati tahap kualifikasi ditentukan dari ranking pemain.
"Saya pikir tidak adil jika pemain tidak bisa bertanding di Olimpiade karena berada di luar dari tim nasional," jawab An Se-young, dikutip dari Hani.co.kr.
"Saya pikir asosiasi (BKA) melarang dan mengabaikan semuanya atas nama kebebasan."
"(Di Korea) bulu tangkis punya potensi besar, sekarang saatnya untuk melihat ke belakang, kenapa kita hanya mendapatkan satu medali emas," tandasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | BWFBadminton.com, Hani.co.kr, Thesportstimes.co.kr |
Komentar