BOLASPORT.COM - Pelatih tim nasional panjat tebing Indonesia, Hendra Basir, mengungkapkan petuah yang diberikannya kepada Veddriq Leonardo sebelum pertandingan putaran final pada Olimpiade Paris 2024.
Hendra Basir mengatakan bahwa dirinya dan Veddriq memang sempat berada dalam situasi yang cukup intens pada pagi hari sebelum pertandingan dimulai.
Pasalnya Veddriq dihadapkan dengan beban berat karena dia menjadi harapan terakhir dari cabor panjat tebing.
Setelah harapan meraih medali pada nomor kecepatan putri meleset.
Desak Made Rita Kusuma Dewi yang awalnya difavoritkan meraih medali ternyata harus kalah menyakitkan pada babak perempat final.
Adapun Rajiah Sallsabillah yang sedikit lagi mampu meraih medali juga harus kalah pada babak semifinal dan perebutan medali perunggu.
Maka dari itu, Hendra Basir memberikan beberapa masukan teruntuk Veddriq.
Hendra tak ingin Veddriq merasakan tekanan yang berlebih, seperti yang pernah dialami pada Asian Games 2022 Hangzhou.
Baca Juga: Klasemen Medali Negara ASEAN pada Olimpiade - Thailand dan Indonesia Merajai, Malaysia Lesu Sendiri
Saat itu, Veddriq yang difavoritkan untuk meraih medali emas meleset dan harus puas dengan raihan medali perunggu Asian Games.
"Tadi pagi kami jalan berdua. Kami terpisah dari yang lain dan ngobrol santai," kata Hendra Basir dilansir BolaSport.com dari Kompas.id.
"Saya berbicara ke dia, anggap ini bukan Olimpiade. Anggap saja ini pertandingan yang biasa," ujarnya.
Hendra meyakini dengan segala jerih payah dan usaha yang telah dilakukan Veddriq selama ini tidak akan mengkhianati hasil.
"Apa pun yang Tuhan rencanakan pasti akan terjadi," kata Hendra.
"Terlepas dari hal yang sangat disayangkan di nomor putri, ini adalah kemenangan untuk kita semua," ujarnya.
Perjuangan Veddriq untuk meraih medali emas tidak mudah.
Apalagi dia sempat berada di persimpangan antara berhenti dan menekuni olahraga panjat tebing pada tahun 2015 lalu.
Veddriq sempat berpikir untuk berhenti dan hanya ingin melanjutkan kuliah dengan mengambil program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
"Waktu itu rasanya kurang dukungan. Latihan-latihan terus, tetapi tidak pernah lomba," kata atlet asal Pontianak, Kalimantan Barat itu.
"Saya mulai mikir, apa saya fokus kuliah saja, tidak usah manjat lagi," ujarnya.
Hingga akhirnya, olahraga panjat tebing baru dipertandingkan sejak Olimpiade Tokyo 2020 itu.
Namun, saat itu belum diperlombakan nomor speed. Ajang kecepatan baru diperkenalkan pertama pada Olimpiade Paris 2024.
"Hal yang paling berat itu menurut saya konsistensi. Tidak mudah menjadi atlet panjat tebing saat olahraga ini belum populer. Sejak ada di Olimpiade, baru mulai mendapat atensi dari pemerintah," kata Veddriq.
"Sekarang sudah ada nomor speed, jadi Indonesia punya kesempatan," ujar atlet berusia 27 tahun itu.
Dua tahun lalu, Veddriq bahkan sempat membagikan coretannya yang berambisi merebut medali emas Olimpiade.
— Veddriq Leonardo (@VeddriqL) May 27, 2022
Veddriq meraih medali emas dengan raihan 4,75 detik atau hanya unggul 0,02 detik saja dari atlet asal China, Wu Peng.
Catatan tersebut juga bukan menjadi yang tercepat pada nomor speed putra Olimpiade Paris 2024.
Rekor tercepat berhasil dipecahkan atlet Amerika Serikat, Sam Watson dengan 4,74 detik tetapi harus puas dengan perunggu.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Kompas.id |
Komentar