BOLASPORT.COM - CEO Aprilia Racing, Massimo Rivola, tidak menyembunyikan keresahan bahwa motor RS-GP kembali mengalami kesenjangan dengan Desmosedici GP milik Ducati selepas MotoGP Inggris 2024.
Seri balap ke-10 GP Inggris yang membuka paruh kedua MotoGP 2024 seharusnya bisa jadi awal manis untuk pabrikan asal Noale ini.
Aprilia punya banyak kenangan manis dengan Sirkuit Silverstone yang menjadi venue dalam beberapa tahun belakangan.
Performa motor RS-GP di sana makin hari makin bagus setiap tahunnya.
Aleix Espargaro merengkuh podium pada GP Inggris 2021, itu posisi tiga besar yang pertama bagi Aprilia di kelas para raja, dan menjadi kampiun pada edisi tahun lalu.
Maverick Vinales yang juga kecipratan manisnya sensasi RS-GP ketika mampu berbicara banyak di Silverstone dengan menjadi runner-up pada musim 2022.
Baca Juga: Gresini Terkesan Lihat Cara Marc Marquez walau Belum Dapat Settingan Motor yang Cocok
Tak heran jika ekspektasi tim Aprilia pada musim ini di GP Inggris juga kembali tinggi.
Terlebih Espargaro mampu meraih pole position beserta rekor waktu lap tercepat pada kualifikasi dan podium di sprint.
Namun, segalanya justru menjadi tak terduga pada balapan hari Minggu yang paling menentukan dalam kejuaraan.
Penampilan Espargaro maupun Vinales sama-sama tidak terlalu kuat.
Espargaro sulit mempertahankan posisi depan dan harus puas finis keenam.
Sedangkan Vinales malah berakhir di posisi ke-12.
Hasil tersebut menyiratkan bahwa RS-GP Aprilia tidak kuat saat digeber dengan jarak tempuh yang jauh seperti di balapan utama.
Massimo Rivola pun sangat menyadari kelemahan ini.
"Sejak kami kembali ke Eropa, ada tren yang jelas," ujar Rivola kepada Sky Sport Italia dikutip BolaSport.com dari Corse di Moto.
"Motor Aprilia sering berada di baris start depan, bertahan cukup baik di sesi Sprint."
"Namun, dalam balapan panjang, kami tidak cukup kompetitif jika sudah memasuki pertengahan balapan sampai akhir."
"Ada masalah yang berkaitan dengan manajemen atau konsumsi ban. Kami harus fokus pada hal ini," tandasnya.
Rivola tahu di titik mana Aprilia harus segera memperbaiki masalahnya dari segi mekanik maupun elektronik.
Pengumpulan data informasi pada hari pertama latihan bebas setiap Jumat menjadi kuncinya.
Akan tetapi, ada hal lebih menantang dari itu.
Mantan direktur olahraga Ferrari di Formula 1 itu memahami bahwa RS-GP mulai tertinggal lagi dengan motor Ducati Desmosedici GP, baik GP23 (lama) atau GP24 (baru).
Di balapan MotoGP Inggris kemarin, seluruh penunggang motor Ducati yang jumlahnya 8 mampu menembus posisi 10 besar.
"Kami memang tampil 40 detik lebih cepat dari tahun lalu, tetapi faktanya kami finis dengan tertinggal 10 detik di belakang pemenang (Enea Bastianini, red)," kata Rivola.
"Memang benar selisih waktu kami cuma 2,5 detik dari Pecco yang finis di posisi ketiga, tetapi Aprilia biasanya kuat di Silverstone."
"Ini antara kami melakukan sesuatu yang salah atau Ducati yang telah melakukan sesuatu dengan sangat baik, terutama sejak kami kembali ke Eropa.
"Mereka memanfaatkan tes di Barcelona, di trek yang gripnya rendah, untuk mengambil langkah maju."
"Mereka makin bagus, sekarang giliran kami (yang harus lebih baik)."
"Aleix biasanya sangat cepat di Silverstone, juga Maverick biasanya kompetitif di sini."
"Fakta bahwa kami belum menyatukan semuanya harus membuat kami memeriksa kesadaran diri kami dan memahami bagaimana cara meningkatkannya.
"Kesenjangannya terlalu besar (dengan Ducati), kami harus melangkah maju," tandas Rivola.
Baca Juga: Bocoran Nama Calon Pembalap Pramac Yamaha, Satu Pembalap Senior dan Satu Debutan
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Corse di Moto |
Komentar