Kalau boleh, Ezpeleta menginginkan aturan pembatasan jumlah wakil senegara seperti Olimpiade.
"Ini harus menjadi sedikit seperti Olimpiade, meski gambarannya tidak benar-benar koheren," kata Ezpeleta menyambung.
"Tiga orang Amerika bertanding di Olimpiade. Orang Amerika terbaik keempat, dia punya rekor yang jauh lebih baik daripada sebagian besar kontestan tetapi tidak ikut ambil bagian."
Sebagai contoh lain, Indonesia sebenarnya berpeluang untuk memborong medali emas dan perak sekaligus andai tidak ada pembatasan di cabang angkat besi Olimpiade Paris 2024.
Sebab, di bawah Rizki Juniansyah yang sukses meraih emas nomor 73kg putra, ada Rahmat Erwin Abdullah yang gagal tampil karena setiap negara cuma bisa punya satu wakil.
Padahal Rahmat merupakan pemegang rekor dunia clean and jerk dan menghuni peringkat kedua dalam peringkat keseluruhan di kualifikasi Paris 2024.
Pertanyaannya, adil atau tidak adil? Harapannya tentu agar pembalap Indonesia bisa menembus kelas para raja karena prestasi yang sudah teruji.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | MotoGP.com, Speedweek.com |
Komentar