Kini, sudah terbukti bahwa potensi untuk menaikkan martabat bangsa lewat olahraga sudah ada dalam genggaman.
Kini tinggal bagaimana para wakil bangsa dan calon penerusnya ini dikembangkan agar tercapai performa puncak saat Olimpiade berikutnya dihelat pada 2028.
Kondisi atlet juga perlu diperhatikan.
Jangan sampai ada cedera berlarut hingga malah membelenggu tujuan memuliakan nama bangsa di negeri orang seperti yang dialami manusia medali, Eko Yuli Irawan, di angkat besi kemarin.
Apabila semuanya dapat dikelola dengan baik, sangat mungkin catatan dua emas yang menjadi rekor terbaik Indonesia di ajang olahraga multi-event sedunia bisa dilampaui.
Sebab, bahkan di Paris 2024 sebenarnya ada harapan untuk menambah medali.
Di panjat tebing speed putri Indonesia punya Juara Dunia, Desak Made Rita Kusuma Dewi yang sayangnya kalah tipis 0,006 detik di perempat final.
Rajiah Sallsabillah yang melangkah lebih jauh juga harus tumbang di pertandingan perebutan medali perunggu karena terpeleset.
Momen hampir saja juga terjadi di panahan, juga cabor prioritas, ketika Diananda Choirunisa sudah begitu dekat untuk lolos ke semifinal nomor individual putri.
Sudah mencetak sejarah karena menjadi pemanah Indonesia pertama yang tampil di perempat final nomor individu sejak format babak eliminasi, Anis menelan pil pahit saat anak panah penentu justru meleset jauh.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | BolaSport.com, Olympics.com |
Komentar