BOLASPORT.COM - Kecepatan pembalap Gresini Racing, Marc Marquez, dalam balapan MotoGP San Marino 2024 mendapatkan pujian langsung dari 'akamsi' atau anak kampung sini.
Pembalap yang dimaksud adalah rider padepokan akademi Valentino Rossi yakni Marco Bezzecchi.
Bezzecchi kembali tampil mengecewakan dalam balapan setelah sprint walau berhasil start dari barisan terdepan, tepatnya dari grid ketiga.
Pembalap asal Rimini, Italia itu sudah harus terlempar dari posisi lima besar saat balapan belum berjalan satu putaran.
Meski demikian, Bezzecchi akhirnya mampu finis di peringkat kelima.
Di luar itu, Bezzecchi memberikan pujian kepada Marc Marquez yang berhasil menang dengan mengasapi para pembalap asal Italia.
Marquez menunjukkan kehebatannya pada momen hujan turun, hanya dalam beberapa saat dia sudah berhasil merangsek ke depan untuk memimpin balapan.
Baca Juga: MotoGP San Marino 2024 - Pedro Acosta: Marc Marquez Terpintar di Kelasnya, Bukan yang Tercepat
Setelah itu, Marquez tak terkalahkan dari jagoan tuan rumah, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) yang harus puas finis kedua.
Bezzecchi mengatakan Marquez sedang dalam performa terbaiknya.
Bagaimana tidak? Marquez menang di kandang para murid Valentino Rossi saat jarak Sirkuit Misano dan Ranch akademi VR46 hanya berjarak 17 km saja.
“Kami menggunakan lintasan di sini untuk latihan, ini hanya latihan fisik dengan motor lain, tetapi ini adalah keberuntungan yang luar biasa," kata Bezzecchi dilansir BolaSport.com dari Speedweek.
"Saya rasa Marc sedang dalam performa terbaiknya saat ini."
"Ia juga telah memahami bagaimana cara membelokkan motor, yang merupakan titik lemah kami."
"Dia bisa membelokkan motor sedikit lebih cepat dari saya, seperti yang ditunjukkan oleh data. Tujuan kami adalah untuk mencapai level itu juga," ucap Bezzecchi.
Ya, Bezzecchi yang masih kesulitan di atas motor Desmosedici GP23 melihat Marquez seperti mengajarkan cara melesat di lintasan.
Selain itu, Bezzecchi juga menjadi salah satu pembalap yang tidak segera mengambil keputusan untuk mengganti motornya saat hujan turun.
Dia mengaku tidak banyak mendengar intruksi dari timnya apakah harus masuk ke pit atau tidak.
“Mungkin akan sulit untuk mendengarkan pesan. Anda banyak bergerak di atas motor, tubuh Anda banyak bekerja," kata Bezzecchi dilansir BolaSport.com dari Speedweek.
"Setidaknya Anda duduk di dalam mobil tanpa ingin mengurangi performa para rider. Saya sendiri menggunakan penyumbat telinga, tetapi tidak bisa mendengar apa-apa."
"Sebagian karena bising. Kita tidak bisa menggunakannya seperti pembalap Formula 1, karena telinga sangat penting untuk keseimbangan kita."
"Mereka mungkin bisa memberi tahu kami cuaca melalui radio, tetapi kami harus menafsirkan perasaan di atas motor," ujar Bezzecchi.
Adapun Marquez juga tak mengira kemenangan akan diraihnya karena ia cukup pesimis jika lintasan kering.
Namun, hujan memberikan kemudahan bagi Marquez untuk melakukan manuver dan akhirnya menjaga kecepatannya di depan hingga menang dengan gap lebih dari tiga detik atas Bagnaia.
“Yang satu ini benar-benar tak terduga, terutama karena start dari posisi kesembilan, tanpa tetesan (hujan) itu mustahil untuk bertarung dengan para pembalap top,” kata Marquez.
“Kami tahu bahwa bagian kedua balapan kami sangat kuat dan bagi saya, yang paling penting adalah... ok, satu poin adalah memimpin balapan, tetapi poin lainnya adalah membuka jarak dengan juara dunia dan Pecco yang sangat cepat di sini."
“Saya mampu berkendara dengan cara yang sangat baik, sangat cepat dan bertahan di bagian pertama dari bagian kedua balapan itu. Dan kemudian menyerang di lap-lap terakhir," ujarnya.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar