"Biasanya ketika dia melakukannya, itu lebih sering berhasil daripada gagal," ucapnya merujuk perubahan Marquez menjadi 'binatang' saat kondisinya sulit, dikutip dari Crash.
"Dia berulang kali terjatuh dan akan terjatuh lebih banyak lagi."
"Namun, ketika dia memberikan semuanya ... dia punya kemampuan aneh ini untuk tidak terjatuh di kondisi yang sulit."
"Untuk tetap menjaga temperatur ban, kita harus menekan. Namun, (cobalah) memberi tahu otak kita bahwa kita harus melaju di sana dengan komitmen yang penuh."
Konsistensi Marquez dalam kondisi tricky berbanding terbaik dengan dua pembalap teratas di klasemen yakni Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) dan Jorge Martin (Prima Pramac).
Bagnaia tak berdaya di GP Aragon karena posisi start berdebu membuatnya selalu tergelincir di awal hingga finis kesembilan saat sprint (1 poin) dan terjatuh saat hendak comeback di balapan.
Sementara Martin finis ke-15 (1 poin) pada balapan GP Misano karena mengganti motornya ke setelan lintasan basah pada flag-to-flag ketika treknya justru mengering kemudian.
Marquez memang masih tertahan di peringkat tiga klasemen dengan 259 poin.
Namun, dia telah sukses memangkas selisih poin ke pemuncak klasemen dari 83 angka sebelum seri ke-12 GP Aragon menjadi 53 poin setelah seri ke-13 GP San Marino.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar