"Tetapi, Viktor yang melakukan sebagian besar pekerjaan. Dia tahu apa yang dia inginkan dan mencurahkan darah, keringat, dan air matanya untuk itu."
"Saya pernah mengalami kram saat berlatih di bawah pelatih Misbun (Sidek). Saya menahannya. Saya tidak mengeluh atau meminta manajemen untuk mengganti pelatih. Saya memaksakan diri."
Lee tahu apa yang dia bicarakan karena dia adalah salah satu dari orang langka yang bekerja ekstra keras dalam latihan.
Dia datang lebih awal dari para pelatihnya dan bahkan tetap tinggal setelah latihan untuk memanfaatkan waktu.
Hal itu menghasilkan hasil yang mengejutkan, karena peraih tiga medali perak Olimpiade itu bertahan sebagai pemain nomor 1 dunia untuk waktu yang lama.
Faktanya pada 2015, ia kembali dari larangan doping selama delapan bulan dengan memenangkan lima gelar.
Gelar-gelar tersebut adalah Canada Open, French Open, China Open, dan Hong Kong Open sebelum memulai 2016 dengan gelar Malaysia Masters untuk kelima kalinya.
"Saya tidak duduk diam selama larangan itu, tetapi saya berlatih keras sendiri. Saya bertekad. Dan ketika saya kembali ke turnamen saya siap," tutur Lee.
"Dari luar 100, saya meningkatkan peringkat saya dan mendapatkan kembali posisi No. 1 saya setelah kemenangan di rumah sendiri," ucap Lee.
"Saya telah melalui perjalanan yang penuh gejolak, tetapi saya menjalani kehidupan yang lebih baik sekarang karena semua kerja keras yang telah saya lakukan."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Thestar.com.my |
Komentar